Rabu, 15 Oktober 2008

REFERENSI PELAJARAN 01c - PENCIPTAAN ALAM SEMESTA

Kebergantungan Manusia kepada Allah

Pemazmur menunjukkan kepada kita untuk mengingatkan kedudukan kita sebagai manusia dengan perkataan ini:
"Ketahuilah bahwa Tuhanlah Allah: Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya." (Mzm. 100:3)
Manusia tidak lebih kurang dalam kebergantungan kepada Allah dibandingkan dengan ciptaan Allah yang lain. Oleh karena keduanya adalah ciptaan Allah yang perlu didukung oleh Allah. Manusia merupakan mahkota dari aktivitas penciptaan Allah, tetapi ia tetap merupakan makhluk ciptaan dan akan kembali kepada debu pada suatu waktu (Kej. 2:7)
"Di dalam Dia kita hidup dan bergerak." (Kis. 17:28). Oleh karena itu apabila terpisah dari Allah kita bukanlah apa-apa. Segala sesuatu yang dimiliki oleh manusia merupakan pemberian dari Allah. SebagaimanaHalnya dengan ciptaan yang lain, apabila Allah lepas tangan daripada kita maka kita akan berhenti dari keberadaan kita. Kita berada semata- mata hanya oleh karena kehendak Allah.
Kebergantungan secara mutlak dari manusia kepada Allah mempunyai banyak implikasi, tetapi ada dua aspek dan kebutuhan kita akan Allah yang khususnya penting untuk pekerjaan apologetika selanjutnya.
1. Kebergantungan pengetahuan manusia
Perbedaan antara Pencipta dan ciptaan mempengaruhi pandangan kristiani akan kemampuan manusia untuk mengetahui dirinya sendiri, dunia di sekelilingnya, dan Allah. Dalam pelajaran berikut ini kita akan memperhatikan diri kita sendiri dalam hal pengetahuan secara terinci, khususnya setelah dicemari oleh dosa. Tetapi sangat penting untuk terlebih dahulu membicarakan pengetahuan manusia dalam hal yang lebih khusus.
Seperti yang telah kita mengerti manusia secara mutlak bergantung kepada Allah. Ini termasuk pengetahuannya. Pengertian Allah akan diri- Nya dan ciptaan adalah berdiri sendiri tetapi pengetahuan manusia tidak berdiri sendiri. Pemazmur menyatakannya sbb.:
"Sebab pada-Mu ada sumber hayat, di dalam terang-Mu kami melihat terang." (Mzm. 36:10)
Terlepas dari terang Allah melalui penyataan-Nya dalam ciptaan dan Firman Tuhan, kita tidak akan pernah mengerti tentang terang. Allah mengetahui segala sesuatu. Setiap pengertian yang benar yang telah manusia dapatkan baik secara sadar atau tidak sadar, semua itu didapatkan daripada Allah. Hal ini berlaku bagi manusia pertama dan semua orang sampai sekarang. Tuhan Yesus sendiri mengakui sbb.:
"Kata Yesus kepadanya: Akulah jalan dan kebenaran dan hidup." (Yoh. 14:6)
Rasul Paulus menegaskan hal ini dengan mengatakan:
"sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan." (Kol. 2:3)
Segala sesuatu yang dapat dinyatakan sebagai kebenaran, termasuk kebenaran yang tidak secara langsung berkenaan dengan agama atau kerohanian bersumber daripada Allah. Dan manusia hanya mengetahuinya apabila manusia datang kepada penyataan Allah akan diri-Nya sebagai sumber dari kebenaran. Oleh karena Allahlah yang mengajarkan kepada manusia akan segala pengetahuan (Mzm. 94:10).
Kita akan melihat kemudian bahwa kebergantungan manusia kepada Allah dalam ruang lingkup pengetahuan tidaklah berarti bahwa manusia tidak memiliki kemampuan untuk berpikir dan mengasah pemikirannya. Dan juga tidak berarti bahwa manusia diprogram oleh Allah seperti halnya dengan sebuah komputer dalam proses pengumpulan data sehingga komputer mengetahui sesuatu. Manusia memang mempunyai kemampuan untuk dapat berpikir namun pengetahuan yang benar bergantung kepada pengetahuan Allah, dan berasal dari pengetahuan Allah yang telah dinyatakan kepada manusia.
2. Kebergantungan moralitas manusia
Sebagaimana halnya manusia harus bergantung kepada Allah untuk pengetahuan secara umum, demikian juga halnya dengan petunjuk dalam bidang moralitas. Pada saat di mana nilai-nilai dan tujuan-tujuan tradisi dipertanyakan, maka kita dipaksa untuk memikirkan bagaimana manusia dapat membedakan antara benar dan salah, atau baik dan jahat.
Salah satu cara untuk dapat berhasil menemukan jawaban untuk pertanyaan ini dan pertanyaan-pertanyaan semacamnya sekali lagi kita harus berdasar pada pengakuan perbedaan Pencipta dengan ciptaan. Sebagai Pencipta, Allah sejak semula adalah Pemberi hukum yang berdiri di atas hukum-Nya, dan yang mengharapkan ketaatan dari makhluk ciptaan-Nya.
Pada saat Allah berkata, "Ini adalah baik." Dia menyatakan diri-Nya sebagai satu-satunya Hakim yang benar yang dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat dan Dia tetap mengaplikasikan hak itu bagi diri-Nya sendiri sampai sekarang. Kepada Adam dan Hawa Dia berkata, "dari buah pohon tentang pengetahuan yang baik dan yang jahat jangan engkau memakan buahnya" (Kej. 2:17). Kepada Musa Ia menyatakan , "Aku adalah Tuhan Allahmu ... dan jangan ada allah lain di hadapan-Ku." (Kel. 20:2,3). Mengenai Yesus, Allah mengatakan, "Ini adalah Anak yang Kukasihi dan kepada-Nyalah Aku berkenan; dengarkanlah Dia." (Mat. 17:5).
Tidak akan pernah ada sidang pengadilan untuk menghakimi Allah: karena Dia adalah Hakim yang tertinggi. Oleh karena itu penyataan-Nya mengenai moralitas berlaku lagi bagi semua orang dan apabila kita ingin mengetahui mengenai hal yang baik dan yang jahat, kita harus mengingat akan kebergantungan kita sebagai makhluk ciptaan kepada Allah.
Untuk sampai kepada cara alkitabiah dalam berapologetika merupakan tugas yang sulit. Allah adalah Pencipta dan apabila kita sebagai makhluk ciptaan-Nya ingin mengetahui yang benar dan dapat memilih yang benar kita harus secara mutlak bergantung kepada penyataan-Nya.

REFERENSI PELAJARAN 01c - PENCIPTAAN ALAM SEMESTA

PERMULAAN DARI SEGALANYA

"Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi." (Kej. 1:1).
A. Allah dan Ciptaan-Nya
Alkitab sebagai buku rohani yang disusun untuk memperlihatkan jalan dari agama yang benar, menempatkan kebenaran Allah adalah Pencipta segala sesuatu sebagai kalimat pembukaan. Penempatan kebenaran ini (yang tidak dapat dikompromikan dengan apapun juga) sebagai kalimat pembukaan dari Alkitab menyatakan betapa pentingnya untuk menyadari bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu. Oleh karena itu tidaklah berlebihan apabila dikatakan bahwa seluruh Alkitab berisi penjelasan mengenai kebenaran yang satu ini, yaitu Allah sebagai Pencipta dan Tuhan.
Manusia tidak akan pernah dapat tinggal di taman Eden sebelum kejatuhan. Kejatuhan manusia ke dalam dosa tidak akan pernah terjadi. Dan pekerjaan keselamatan yang digenapi oleh kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus menjadi tidak berarti apabila tidak pernah ada penciptaan yang dilakukan oleh Allah.
Taman Eden merupakan penyataan dari keharmonisan Allah dengan ciptaan- Nya. Dosa merupakan pemberontakan dari ciptaan melawan penciptanya. Keselamatan merupakan pembebasan dari dosa dan hak ciptaan untuk dapat berdiri di hadapan Allah. Rasul Yohanes berbicara mengenai sifat yang hakiki dari aktivitas penciptaan Allah sebagai berikut: "Segala sesuatu yang dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada sesuatupun yang telah jadi dari yang telah dijadikan." (Yoh. 1:3).
Apabila kita coba mengamati Kejadian 1:1, maka kita dapat melihat bahwa aktivitas penciptaan terdiri dari dua pembagian. Di satu pihak kita melihat seseorang yang menciptakan, dan dipihak lain kita melihat ciptaan yang Dia ciptakan. Akibatnya kita dapat melihat garis pemisah atau perbedaan yang tercipta antara Allah sebagai pencipta dengan ciptaan Allah. Kita akan sebut ini sebagai "perbedaan antara Pencipta dengan ciptaan ." Ini merupakan konsep yang akan diselidiki lebih jauh dan merupakan referensi yang akan selalu dilihat kembali.
Perbedaan antara Pencipta dan Pencipta-Nya ini tidak pernah boleh kita lupakan atau dikesampingkan barang sedetik pun dalam usaha mengembangkan apologetika alkitabiah.
1. Allah adalah Allah yang berdiri sendiri
Orang-orang Kristen pada jaman ini jarang sekali berpikir bahwa Allah tidak hanya sekedar seorang kakek tua yang duduk di atas awan sambil memperhatikan segala peristiwa-peristiwa yang menyedihkan di dunia tanpa mampu berbuat apa-apa. Oleh karena itu Allah sering kali dilihat hanya sebagai Allah yang tidak ada gunanya dan tidak penting bagi dunia ini, kecuali apabila ada manusia yang memiliki kerinduan dan kebutuhan pribadi yang ingin dipenuhi oleh Allah.
Dalam pikiran kebanyakan orang, Allah tidak ada hubungannya dengan proses yang terjadi di dunia. Mereka mengatakan bahwa: "Allah dibutuhkan hanya pada saat malapetaka dan masalah pribadi yang berat." Lebih daripada ini Allah sendiri sering dimengerti sebagai Allah yang tergantung kepada ciptaan-Nya. Dia merindukan sesuatu kiranya dapat terjadi di tengah dunia ini, namun hal sebaliknya yang tidak Ia duga dapat terjadi oleh karena tingkah manusia yang pandai. Pikiran-pikiran yang demikian telah tumbuh di gereja. Pikiran semacam ini sangat jauh dari gambaran Firman Tuhan mengenai Allah.
Allah bukan Allah yang tidak dapat berdiri sendiri atau seperti "ayah yang manis": Dia adalah Pencipta yang Mahakuasa dan yang terus-menerus berkecimpung dan bertanggungjawab atas ciptaanNya. Roma 11:36 berbicra mengenai hal ini:
"Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!"
Pengamatan yang lebih teliti pada bagian Firman Tuhan ini akan menyatakan kedalaman dari pengetahuan tentang Allah yang disajikan dalam ayat ini. Pertama, Paulus berkata bahwa semua ciptaan adalah "dari DIA." Ayat ini berarti Allah menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada dan semua ciptaan tidak terjadi dengan sendirinya.
Terakhir Paulus menyatakan ciptaan diciptakan "bagi DIA" ini berarti ciptaan diciptakan untuk kemuliaan Allah dan untuk menyenangkan Allah, bukan untuk manusia atau untuk ciptaan yang lain. Lebih daripada itu penjelasan yang kedua ini mengandung suatu perintah.
Penciptaan adalah "melalui DIA." Di sini Paulus tidak berbicara mengenai awal atau akhir dari hubungan Allah dengan ciptaan. Dia berbicara mengenai Allah sebagai Pencipta yang memelihara dan menunjang keberadaan ciptaan-Nya setiap saat. Ciptaan dapat terus berlangsung keberadaannya oleh karena Allah.
Inti dari kebenaran ini adalah sebagai berikut: Sebagaimana Allah adalah kuasa yang menciptakan dari permulaan. Dia juga adalah kuasa yang memungkinkan atau mendukung ciptaan ini terus berada sampai sekarang. Demikian juga halnya dengan sebagaimana Allah tidak diciptakan oleh ciptaan-Nya, maka Dia sekarang tidak didukung oleh ciptaan dalam hal apapun juga. Dalam Kisah Para Rasul 17:25 kita dapat baca sebagai berikut:
"dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang."
Sangat jelas dikatakan bahwa Allah tidak membutuhkan sesuatu apapun yang harus atau dapat dipenuhi oleh ciptaan, oleh karena secara kenyataan yang terjadi adalah sebaliknya. Segala sesuatu yang dibutuhkan oleh ciptaan dipenuhi oleh Allah. Allah adalah Allah yang berdiri sendiri.
2. Ciptaan bergantung kepada Allah
Apabila kita mengatakan bahwa Allah adalah Allah yang berdiri sendiri, maka di lain pihak kita harus menegaskan kebergantungan secara total dari ciptaan atas Allah sebagai Pencipta. Kita ketahui bahwa kebergantungan anak-anak kepada orang tua mereka semakin berkurang saat mereka tumbuh menjadi dewasa. Bahkan bayi yang baru lahir pun pada waktu yang singkat dapat tetap hidup tanpa orang tuanya. Tetapi tidak demikian halnya dengan kebergantungan ciptaan kepada Allah. Ciptaan tidak dapat terpisah keberadaanya dari Allah atau tidak dapat berdiri sendiri barang sedetik pun tanpa kebergantungan kepada kuasa pemeliharaan Allah. Sehubungan dengan ini Firman Tuhan menyatakan sebagai berikut:
"Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang." (Kis. 17:25)
"Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia." (Kol. 1:17)
Allah mengatur, memenuhi kebutuhan dan memelihara segala sesuatu tanpa terkecuali. Dari yang terbesar sampai yang terkecil. Setiap aspek dari ciptaan secara keseluruhan bergantung kepada Allah untuk keberlangsungan keberadaannya.
Kita harus setuju dengan John Calvin yang percaya bahwa Allah sebagai Pencipta harus disertai kepercayaan kepada Allah sebagai Tuhan yang mengontrol sejarah. Dunia tidak dapat berlangsung dengan kekuatannya sendiri. Segala keberadaan adalah dari Allah dan melalui Allah. Oleh karena itu kita harus berpikir bahwa ciptaan secara keseluruhan bergantung kepada Allah. (lihat Ilustrasi 3).
Kita dapat melihat dalam pelajaran yang berikutnya bahwa kesadaran akan perbedaan antara Allah yang berdiri sendiri dengan ciptaan yang bergantung kepada Penciptanya merupakan hal yang membedakan antara orang-orang percaya dengan orang-orang yang tidak percaya. Orang-orang Kristen berusaha untuk melihat segala sesuatu dari sudut pandang ciptaan yang bergantung kepada sang Pencipta, sedangkan orang-orang yang tidak percaya mencoba untuk menyangkal kebergantungan daripada ciptaan kepada sang Pencipta.
Penyangkalan yang sangat keras atas perbedaan Penciptaan dan ciptaan dari orang-orang tidak percaya akan dapat dilihat dari ketidakpercayaan mereka kepada keselamatan dalam Kristus dan menempatkan Allah dan ciptaan-Nya dalam saling ber gantung satu dengan yang lain dan menyatakan bahwa ciptaan hanya bergantung kepada Allah dalam taraf tertentu saja. Orang-orang tidak percaya mengemukakan dengan berbagai cara tetapi intinya adalah sama, yaitu penyangkalan akan perbedaan antara ciptaan dengan ciptaan-Nya.
3. Allah menyatakan diri kepada manusia
Sebagai orang Kristen kita harus menekankan perbedaan antara Allah dengan ciptaan-Nya. Dan kita juga tidak boleh melupakan bahwa Allah telah menyatakan diri-Nya sendiri dan kehendak-Nya kepada manusia. Walaupun Allah telah mengadopsi berbagai macam cara untuk menyatakan diri-Nya dalam waktu yang berbeda, kita akan memperhatikan dua cara yang Allah telah pilih untuk menyatakan diri-Nya dalam segala waktu.
a. Melalui Setiap Aspek dari Ciptaan-Nya
Allah secara luar biasa telah membangunkan seluruh jagad raya ini sehingga setiap bagiannya menyatakan diri-Nya kepada manusia. Setiap elemen dari dunia tanpa pengecualian menyatakan Allah dan kehendak-Nya kepada manusia.
"Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya: hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam." (Mzm. 19:1-2)
Ciptaan dengan segala keindahan dan kemegahan menyatakan kepada kita kemegahan dari kualitas Allah dan tuntutan kebenaran yang Dia pinta dari manusia. Sebagaimana Paulus katakan dalam Roma 1:20,32:
"Sebab apa yang tidak nampak daripada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan Keilahian-Nya dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih ... Sebab walaupun mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal demikian patut dihukum mati, mereka bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan mereka yang melakukannya".
Meskipun manusia yang telah jatuh ke dalam dosa menyangkalinya dan orang-orang Kristen sering kali menemukan kesulitan untuk melihatnya. Alkitab mengajarkan secara jelas bahwa Allah telah menyatakan diri-Nya dalam setiap aspek ciptaan kepada semua manusia bahkan rupa manusia sendiri menyatakan semua itu.
Penyataan Allah ini tidak dapat dihindari atau disangkali. Kita tidak dapat mengetahui satu aspek dari ciptaan tanpa difokuskan untuk memikirkan Penciptanya. "Langit memberitakan keadilan-Nya, dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya." (Mzm. 97:6)
Manusia dapat mengerti akan dirinya sendiri dan semua ciptaan dan sekelilingnya hanya dengan kesadaran akan perbedaan antara Pencipta dan ciptaan yang dinyatakan melalui semua itu. Dan manusia dapat mengerti kehendak Allah secara lebih jelas melalui pengamatan mereka akan ciptaan. Contohnya, tidaklah cukup untuk mengetahui bahwa sapi memakan rumput. Pengertian yang benar akan sapi-sapi dan rumput akan menyatakan kuasa pemeliharaan dan pemenuhan Allah serta tanggung jawab manusia untuk menaklukkan ciptaan yang lain bagi kemuliaan (lihat Kej. 1:28). Jarak terdekat antara bumi dan salah satu bintang akan dapat dimengerti dengan sesungguhnya hanya dengan kesadaran terhadap pernyataan akan Allah. Begitu besarnya jarak tahun cahaya semata-mata merupakan pekerjaan tangan Allah dan memperlihatkan kepada manusia akan kebutuhan mereka untuk merendahkan diri di hadapan Allah dan berterimakasih atas anugerah- Nya (lihat Mzm. 8:1-5).
Sebagaimana ciptaan tidak dapat terpisah dari Allah, maka ciptaan tidak dapat berdiam diri mengenai keberadaan Allah. Semakin seseorang mengerti tentang fakta-fakta dari jagad raya ini, semakin semua itu menyatakan akan Allah dan kehendak-Nya kepada Dia.
b. Melalui Wahyu Khusus dari Allah
Allah dalam banyak hal terlihat selalu membarengi penyataan-Nya dalam ciptaan, yaitu dengan penyataan-Nya secara khusus mengenai diri-Nya. Dalam taman Eden Dia berbicara dengan suara-Nya kepada Adam mengenai pohon pengetahuan yang baik dan jahat. Kepada para patriakh (Abraham, Musa dan lain-lain) Allah menyatakan diri-Nya melalui mimpi-mimpi, penampilan-penampilan, dan penglihatan- penglihatan. Kepada Musa Allah berbicara di semak yang menyala dan di atas kitab batu. Kepada para rasul Dia berbicara melalui kehidupan dan perkataan Tuhan Yesus, Putra-Nya. Pada masa di mana kita hidup Allah telah berbicara melalui Alkitab sebagai Firman Tuhan yang telah diinspirasikan oleh Roh Kudus.
Penggunaan beberapa aspek tertentu dari ciptaan untuk wahyu dimaksudkan untuk menambahkan kualitas pewahyuan dari ciptaan yang lain. Sebelum dosa masuk ke dalam dunia ketaatan manusia diuji dengan wahyu khusus. Setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa, penyataan manusia secara khusus mempunyai dua maksud yaitu untuk memperlihatkan jalan keselamatan melalui Kristus; dan untuk menolong manusia mengerti dengan lebih baik penyataan akan Allah dan kehendak-Nya dalam aspek-aspek ciptaan yang lain.
Dosa telah menempatkan manusia di bawah penghakiman dan membutakan manusia pada kesadaran akan penyataan Allah melalui semua ciptaan. Sebagai akibatnya, Firman Allah berfungsi sebagai alat di mana melaluinya manusia mengerti akan dirinya sendiri, dunia, dan Allah.
"Segala tulisan yang diilhamkan Allah, memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap- tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik" (2Tim. 3:16, 17).
Wahyu Allah melalui Firman Tuhan diberikan kepada kita untuk memimpin kita kepada pengetahuan yang benar.
Wahyu Allah melalui semua ciptaan dan Firman Tuhan tidak menghapuskan kepastian perbedaan Penciptaan dengan ciptaan.
Sebagaimana yang kita ketahui semua bentuk penyataan Allah kepada manusia justru menunjukkan perbedaan atau pemisahan yang harus diakui oleh manusia.

Isu fokus: minggu keSEPULUH

Jika minggu lepas isu tingkah laku guru mempengaruhi sikap pelajar menjadi isu pilihan, faktor penyumbang kepada kecemerlangan sekolah pula diketengahkan untuk dibincangkan sejajar dengan menjelangnya peperiksaan UPSR yang tidak berapa lama lagi. Di sekolah rendah, pencapaian dalam UPSR menjadi pengukur kejayaan dan kecemerlangan sesebuah sekolah selain daripada pencapaian dan ko-kurikulum dan sebagainya. Ini disebabkan hanya wujud satu peperiksaan awam sahaja di sekolah berbanding sekolah menengah yang mempunyai lebih daripada satu peperiksaan awam. Oleh yang demikian, tumpuan yang lebih akan diberikan kepada program kecemerlangan UPSR apabila menjelangnya peperiksaan UPSR. Situasi yang sama juga boleh dilihat dengan jelas di sekolah Kebangsaan Jelutong. Lebih-lebih lagi apabila sekolah ini telah mensasarkan Sekolah Kebangsaan Jelutong cemerlang pada tahun 2009.

Selain daripada itu, pemilihan isu ini juga dibuat berdasarkan tinjauan dan pengamatan saya selama 9 minggu berada di sekolah ini. Gerak kerja dan usaha gigih yang ditunjukkan oleh guru-guru sekolah ini terutamanya guru-guru tahun 6 dalam memastikan kecemerlangan murid-murid sebagai matlamat utama harus dipuji dan dihargai. Maka tidak hairanlah, jika sekolah ini meletakkan harapan yang tinggi untuk muncul sekolah cemerlang.

1.0 Faktor Kecemerlangan Sekolah

Kecemerlangan dan kejayaan sesebuah sekolah banyak terletak pada kedinamikan guru dan pelajar. Selain kejayaan dalam bidang akademik dan ko-kurikulum, pendidikan di negara membangun seperti Malaysia juga menekankan penerapan dan pemupukkan nilai murni. Peranan guru amat luas selain mendidik,mengasuh dan mengajar, guru juga bertindak sebagai pembina budaya ilmu. Dalam hal ini guru harus mempelbagaikan pendekatan mengajar dan menggunakan pelbagai bahan untuk menjadikan pengajarannya lebih berkesan. Kejayaan dan kecemerlangan sesebuah sekolah banyak bergantung kepada daya usaha semua gurunya kerana tugas guru adalah untukmembangunkan insane dan membimbing pelajar dari segi social, budaya dan akhlak.

Menurut Aminuddin Mansor dalam artikelnya ; terdapat lima faktor yang menentukan kejayaan dan kecemerlangan sesebuah sekolah antaranya ilaah :

1. Guru besar atau poengetua bertindak sebagai nakhoda sekolah yang sentiasa memastikan kegiatan kurikulum dan ko-kurikulum berjalan dengan lancar. Selain daripada itu, dia juga hendaklah mengawal masalah disiplin pelajar dengan berkesan di samping melaksanakan wawasan dan misi yang digariskan bersama guru.

2. Semua guru mestilah sentiasa komited dengan tugas yang diberikan sama ada dalam ko-kurikulum mahupun kurikulum. Semua guru berfungsi sebagai guru disiplin serta memiliki akhlak dan sahsiah yang tinggi yang akan menjadi contoh dan teladan kepada setiap pelajar.

3. Semua pelajar melibatkan diri dengan aktif dalam kegitatan kurikulum dan ko-kurikulum. Pel;ajar mestilah menumpukan perhatian kepada akademik untuk mencspsi kecemerlangan dalam peperiksaan dan pada masa yang sama menjalin hubungan baik dengan guru, berakhlah dan berbudi pekerti tinggi.

4. Ibu bapa melalui Persatuan Ibu Bapa dan Guru (PIBG) pula memastikan tiada gejala nehatif dalam kalangan pelajar. Mereka mesti memberi kan kerjasama erat kepada pihak sekolah dalam menjayakan program akademik dan ko-kurikulum. Mereka menjadi mata dan telinga kepada pihak sekolah bagi mengawasi masalah disiplin, ponteng sekolah dan gejala penyalahgunaan dadah.

5. Persekitaran sekolah mestilah mempunyai ciri sekolah dalam taman,tenang, selamat dan sesuai sebagai tempat untuk pengajaran dan pembelajaran yang berkesan., di samping kemudahan seperti makmal computer serta pusat sumber yang dilengkapi pelbagai bahan bacaan dan rujukan.


Refleksi.

Jika kelima-lima faktor ini dilaksanakandengan baik dan berkesan, sekolah akan mencapai kecemerlangan yang berterusan dalam kurikulum dan ko-kurikulum. Sehubungan itu, guru memainkan peranan yang penting dalam memupuk nilai murni serta membangunkan sekolah. Di sekolah Jelutong misalnya, tanggungjawab untuk memastikan murid-murid mencapai pencapaian cemerlang dalam UPSR bukan hanya menjadi tanggungjawab guru yang mengajar UPSR sahaja sebaliknya semua guru. Jadi tidak timbul masalah guru tidak ingin bekerjasama untuk membantu rakan sejawat dan anak didik untuk mencapai kejayaan dan guru yang terbeban.

Kesimpulannya, semua guru inginkan kecemerlangan diri, pelajar dan sekolahnya. Bagaimanapun adakalanya mereka terlepas pandang. Oleh itu, guru besar selaku pentadbir sekolah mestilah sentiasa menekankan perkara ini setiap kali mengadakan mesyuarat guru, berjumpa dengan guru tingkatandan guru lain seperti guru disiplin, pusat sumber dan kaunseling. Mudah-mudahan dengan itu, ia akan meningkatkan rasa bangga terhadap diri, pelajar, sekolah dan Negara bagi melahirkan warganegara Malaysia yang maju dan berakhlak.






pada pelajar yang melanggar undang-undang sekolah dalam bentuk nasihat. Sekiranya masih berulang, saya akanmembawa masalah ini kepada guru yang bertanggungjawab untuk diambil tindakan susulan.
Ceramah dan kursus motivasi mestilah diadakan secara kerap supaya pelajar-pelajar kita sentiasa mendapat input baru dan diberi peringatan, dari masa ke semasa. Penglibatan dalam aktiviti ko-kurikulum juga mampu mengelakkan mereka daripada terjebak kepada masalah social. Masa lapang mereka terisi dengan aktiviti-aktiviti yang berfaedah. Melalui pembelajaran merentas kurikulum dalam mata pelajaran seperti pendidikan Islam dan Pendidikan Moral juga boleh diterapkan mengenai akhlak dan sahsiah seorang pelajar, tanggungjawab dan peranan kita sebagai manusia, anak dan juga warga mampu menyedarkan mereka untuk tidak terus hanyut dalam dunia ciptaan dan mengkhayal mereka. Sebagai guru, kita bertanggungjawab mencorakkan masa depan anak bangsa kita. Tugas dan peranan kita terlalu mulia. Jatuh bangun generasi akan datang terletak dibahu kita. Terpulang kepada kita untuk mencorakkannya.

Isu fokus: minggu keSEMBILAN

Perjalanan praktikum saya melalui minggu-minggu terakhir. Semakin banyak pengalaman yang ditimba semakin banyak kekurangan yang saya rasakan. Namun ia sedikit pun tidak mematahkan semangat saya untuk menimba seberapa banyak ilmu di dada. Pengalaman akan mendewasakan seseorang. Itulah hakikat yang sering berlaku dalam kehidupan kita. Sepanjang lapan minggu mengikuti praktikum, hari-hari yang saya lalui penuh dengan cabaran dan rintangan. Ini membuatkan saya bertambah matang dan mendapat banyak pengetahuan baru, baik melalui persekitaran sekolah dan perkembangan pendidikan semasa. Setiap hari berhadapan dengan karenah pelajar membuatkan saya merasa terpanggil untuk menyelami dan menjiwai hati mereka. Situasi berhadapan dengan pelajar yang mempunyai bermasalah baik dari segi akhlak mahupun disiplin membuatkan saya terpanggil untuk mengkaji masalah ini dengan lebih mendalam lagi. Jika minggu sebelumnya saya memilih masalah disiplin di kalangan pelajar sebagai isu fokus, isu tingkah laku guru terhadap pelajar sebagai satu kesinambungan kepada permsalahan yang melanda institusi pendidikan terutamanya sekolah.

1. Tingkah Laku Guru Mempengaruhi sikap Pelajar.

Hubungan peribadi (inter-personal) yang wujud antara guru dan pelajar sewaktu di dalam kelas boleh memberi kesan tertentu kepada anak didiknya. Kajian yang pernah dijalankan mendapati tingkah laku guru memberi kesan terhadap pencapaian akademik pelajar serta sikap mereka terhadap mata pelajaran, guru dan sekolah. Menurut Noran Fauziah Yaakob dan Ahmad Mahdzan Ayob dalam buku mereka, “Guru dan Perguruan” menyatakan dari segi hubungan dengan pelajar, terdapat lapan tingkah laku negative guru yang boleh memjejaskan pencapaian akademik dan sikap anak didik mereka. Tingkah laku tersebut adalah seperti berikut :”
1. Tidak menyukai pelajar
Menyukai pelajar adalah rahsia untuk menjadi guru yang berkesan kerana mereka adalah klien guru. Jawatan guru diwujudkan kerana ada kanak-kanak yang menunggu untuk dididik dan diajar. Oleh itu, guru perlu memikirkan mengenai kliennya iaitu pelajarnya. Menyukai pelajar sudah tentu tidak boleh dibuat-buat sebaliknya ia perlu lahir secara spontan dan semulajadi dalam diri guru.

2. Tidak Mengetahui atau mengenali pelajar
Selain memahami tingkah laku pelajarnya, guru juga sepatutnya mengetahui nama dan mengenali rupa mereka. Memang ada guru yang merasakan begitu sukar untuk berbuat demikian, apatah lagi jika bilangannya ramai. Walau apapun guru mesti berusaha mengatasi perkara itu.

3. Melabel pelajar
Setiap pelajar berbeza antara satu sama lain bukan saja dari segi fizikalnya tetapi juga dalam hal-hal lain seperti emosi, personaliti, kecerdasan serta penguasaan ilmu dan kemahiran. Mungkin disebabkan perbezaan itu, sesetengah guru suka melabelkan atau memberi nama dan gekarab tertentu kepada pelajar mereka. Jika label atau nama gelaran itu baik mungkin ia tidak menjadi masalah, bagaimana pula jika sebaliknya/ pelajar akan merasakan guru seolah-olah menyindir dan mempermainkan dirinya. Secara tak lansung pelajar akan berasa kurang hormat dengan guru mereka.

4. Menyindir dan memperkecilkan pelajar
Guru yang sering menyindir dan memalukan pelajar dihadapan pelajar lain akan dibenci pelajar terbabit kerana tindakan itu akan menjatuhkan maruahnya.

5. Mendera pelajar secara keterlaluan
Tingkah laku guru yang bertindak mendenda pelajar melampau batasan disiplin sedia ada memberi kesan negative kepada pelajar. Oleh yang demikian untuk mestilah berwaspada dalam memberi denda yang keterlaluan keppada pelajar. Disiplin diwujudkan adalah untuk membentuk peribadi pelajar bukan untuk merosakkan pelajar.

6. Harapkan pagar, pagar makan padi.
Guru bukan saja diamanahkan untuk mendidik pelajar tetapi juga menjaga maruah pelajar serta keselamatan mereka apabila berada di kawasan sekolah. Perbuatan guru menodai pelajar boleh menyebabkan masyarakat sangsi terhadap profession perguruan. Bak kata pepatah “ kerana nila setitik, rosak susu sebelanga”.

7. Terlalu garang
Guru yang garang memang menakutkan pelajar. Tetapi guru mestilah memastikan ketegasan itu bertetapan dengan masa dan sesuai dengan keadaan supaya rasa hormat dan rendah diri terhadap guru tidak hilang di mata pelajar.

8. Pilih kasih
Pelajar tidak akan menghormati guru yang bersikap pilih kasih kerana mereka menganggapnya tidak berlaku adil .


Refleksi

Setiap manusia yang lahir di muka bumi mempunyai potensi diri untuk berjaya dan cemerlang. Begitu juga dengan para pelajar kita yang berada di sekolah. Sebagai guru, kita bertanggungjawab dalam meransang minat dan mendidik mereka sehingga berjaya. Faktor persekitaran juga menjadi faktor penyumbang dalam memastikan anak-anak didik kita berjaya. Tingkah laku guru memainkan peranan penting dalam mencorak masa depan pelajar. Sebagai guru kita mestilah menjauhi perkara yang dibincangkan seperti di atas.

Seorang pendidik dari Barat, Gilbert Highet (1965) pernah menasihatkan orang yang tidak menyukai kanak-kanak dan golongan remaja supaya tidak memilih profession perguruan. Highet berkata, guru bukan saja mesti menyukai kanak-kanak, tetapi juga mesti selesa dan seronok bergaul mesra dengan mereka. Menyukai kanak-kanak sudah tentu tidak boleh dibuat-buat sbaliknya ia perlu lahir secara spontan dan semulajadi dalam diri seorang guru. Guru yang bersedia meluangkan masa berbual dengan pelajar di luar waktu mengajar akan dapat banyak maklumat mengenai mereka. Dengan itu dia akan mengetahui kebolehan pelajarnya dalam bidang akademik, minat, kebencian atau emosi mereka.

Guru yang menyukai pelajar beerti menyukai profession perguruan, sebaliknya guru yang benci kepada pelajarnya bermakna dia kurang penghayatan terhadap professionnya. Sebagai guru kita mestilah menerima seadanya anak didik kita. Elakkan daripa memberi label, pilih kasih dan mendera emosi dan mental mereka dengan tingkah laku kita yang meletakkan emosi di hadapan. Sebaliknya bertindak positif dengan menanggap setiap orang mempunyai potensi diri untuk berjaya dalam jua bidang yang diceburi. Pencapaian cemerlang dalam akademik bukan ukuran semata-mata. Jajdilah kita seorang guru yang mampu melahirkan pelajar yang bukan saja seimbang dari segi jasmani, rohani, emosi, intelektual dan sosial selaras dengan Falsafah Pendidikan Kebangsaaan.

Isu fokus: minggu keENAM

Pengalaman akan mendewasakan seseorang. Itulah hakikat yang sering berlaku dalam kehidupan kita. Sepanjang enam minggu mengikuti praktikum, hari-hari yang saya lalui penuh dengan cabaran dan rintangan. Ini membuatkan saya bertambah matang dan mendapat banyak pengetahuan baru, baik melalui persekitaran sekolah dan perkembangan pendidikan semasa. Setiap hari berhadapan dengan karenah pelajar membuatkan saya merasa terpanggil untuk menyelami dan menjiwai hati mereka. Situasi berhadapan dengan pelajar yang mempunyai bermasalah baik dari segi akhlak mahupun disiplin membuatkan saya terpanggil untuk mengkaji masalah ini dengan lebih mendalam lagi. Seperti minggu sebelumnya, saya telah memilih masalah disiplin di kalangan pelajar jika tidak di atasi beolh menjejaskan pengajaran dan pembelajaran sebagai isu yang perlu diketengahkan untuk menjamin kesinambungan proses pengajaran dan pembelajaran di sekolah. Isu yang akan dibincangkan pada minggu ini adalah :

1. Masalah Disiplin di kalangan Pelajar Boleh Menjejaskan Proses Pengajaran dan Pembelajaran.

Setiap manusia yang lahir di muka bumi mempunyai potensi diri untuk berjaya dan cemerlang. Begitu juga dengan para pelajar kita yang berada di sekolah. Sebagai guru, kita bertanggungjawab dalam meransang minat dan mendidik mereka sehingga berjaya. Faktor persekitaran juga menjadi faktor penyumbang dalam memastikan anak-anak didik kita berjaya. Dewasa ini, perkembangan pesat dalam teknologi maklumat mendedahkan anak-anak kita kita kepada pelbagai perkara negatif yang boleh merosakkan minda mereka. Golongan remaja adalah golongan yang paling mudah terpengaruh dengan budaya dan anasir yang dibawa oleh barat. Kajian psikologi mendapati dalam usia 12 hingga 18 tahun, remaja lebih mempercayai rakan sebaya daripada ibu apa mereka. Situasi ini jika tidak dikawal ia akan merosakkan minda mereka. Mereka akan mudah terjebak kepada gejala yang tidak siat seterusnya membawa kepada berlakunya masalah disiplin.

Walaupun Sekolah Kebangsaan Jelutong mempunyai bilangan pelajar yang tidak ramai, iaitu kira-kira 384 orang, sekolah ini tidak terlepas daripada dibelenggu oleh pelajar-pelajar yang mempunyai masalah disiplin. Masalah disiplin di kalangan pelajar harus dibendung dan dikekang supaya ia tidak menular sejak dari awal lagi. Ia akan mengundang pelbagai masalah yang tidak dingini dan boleh menjejaskan tumpuan dan perhatian pelajar kepada pelajaran. Antara masalah disiplin yang biasa berlaku di sekolah ini ialah gejala ponteng sekolah, pelajar merokok, mengambil barang orang lain, bersikap kurang ajar terhadap guru, bergaduh dengan rakan dan membawa benda-benda tajam di sekolah. Walaupun jumlah kes yang dilaporkan adalah kecil, tetapi ia tidak boleh dipandang mudah. Ini adalah kerana gejala yang tidak sihat ini begitu mudah untuk diikuti dan mempengaruhi orang lain.

Daripada soal selidik dan pemerhatian yang dijalankan, didapati kebanyakkan pelajar yang mempunyai masalah disiplin banyak dipengaruhi faktor persekitaran, sosioekonomi keluarga dan pengaruh rakan sebaya. Kajian mendapati pelajar-pelajar daripada keluarga yang berpendapatan rendah dan sederhana, kurang mendapat perhatian dan kawalan ibu bapa mereka . ini berlaku kerana ibu bapa mereka sibuk bekerja siang dan malam untuk mencari nafkah keluarga. Tumpuan yang kurang ini mendedahkan anak-anak mereka kepada gejala yang tidak sihat seperti merokok dan mencuri. Kesannya pencapaian mereka merosot dan jauh ketinggalan di belakang. Berbeza dengan pelajar yang mempunyai motivasi tinggi, mereka lebih cenderung untuk belajar dan minat kepada pelajaran yang tinggi di samping dorongan yang kuat daripada ibu bapa untuk menjadi cemerlang dan terbaik.

Pelajar yang bermasalah boleh bertindak agresif dan kurang ajar terhadap guru. Mereka sentiasa mereka dipihak yang benar dan orang sekeliling yang mengambil berat terhadap mereka sebagai masalah kepada mereka. Apabila di sekolah mereka tidak dapat memberi tumpuan yang sewajarnya. Mereka merasa bosan dan mengantuk. Apabila ditegur mereaka melenting dan sanggup mengeluarkan kata-kata kesat kepada guru. Lebih menyedihkan mereka sudah hilang rasa hormat kepada guru-guru yang membimbing mereka. Justeru itu, semua pihak harus memainkan peranan masing-masing bagi mengatasi masalah ini daripada terus berleluasa.

Refleksi

Antara pendekatan yang boleh diambil oleh pihak sekolah daam menagani masalah disiplin di kalangan pelajar ialah melalui tindakan disiplin dan unit bimbingan dan kaunseling yang diwujudkan di sekolah-sekolah. Pemataun dari masa ke semasa terhadap perkembangan pelajar berjaya mengelakkan gejala tidak sihat mempengaruhi mida dan fikiran pelajar. Guru kelas haruslah memainkan peranan dengan melaporkan pelajar yang tidak hadir ke sekolah ke pada Guru Penolong Kanan Hal Murid untuk diambil tindakan selanjutnya. Selain daripada itu, tindakan tegas juga perlu dikenakan ke atas pelajar yang melanggar disiplin sekolah dalam usaha mendidik mereka menjadi pelajar yang beretika tinggi dan mendidik mereka menjadi insan yang berguna pada agama bangsa dan negara.

Pelajar-pelajar bermasalah juga tidak harus dipinggirkan. Sebaliknya kita mesti membimbing pelajar-pelajar berkenaan untuk kembali kepangkal jalan melalui program bimbingan dan sesi kaunseling oleh guru yang bertanggungjawab. Membiarkan mereka terus sesat seolah-olah kita telah memusnahkan kehidupan mereka. Sebagai contoh, saya selalu menerapkan nilai-nilai murni dalam pengajaran dan pembelajaran, sebagai satu pendedahan kepada pelajar saya. Selain daripada itu, saya sentiasa memberi teguran kepada pelajar yang melanggar undang-undang sekolah dalam bentuk nasihat. Sekiranya masih berulang, saya akanmembawa masalah ini kepada guru yang bertanggungjawab untuk diambil tindakan susulan.
Ceramah dan kursus motivasi mestilah diadakan secara kerap supaya pelajar-pelajar kita sentiasa mendapat input baru dan diberi peringatan, dari masa ke semasa. Penglibatan dalam aktiviti ko-kurikulum juga mampu mengelakkan mereka daripada terjebak kepada masalah social. Masa lapang mereka terisi dengan aktiviti-aktiviti yang berfaedah. Melalui pembelajaran merentas kurikulum dalam mata pelajaran seperti pendidikan Islam dan Pendidikan Moral juga boleh diterapkan mengenai akhlak dan sahsiah seorang pelajar, tanggungjawab dan peranan kita sebagai manusia, anak dan juga warga mampu menyedarkan mereka untuk tidak terus hanyut dalam dunia ciptaan dan mengkhayal mereka. Sebagai guru, kita bertanggungjawab mencorakkan masa depan anak bangsa kita. Tugas dan peranan kita terlalu mulia. Jatuh bangun generasi akan datang terletak dibahu kita. Terpulang kepada kita untuk mencorakkannya.

JURNAL CATATAN MINGGU KElapan

MIinggu ini adalah minggu pertama selepas cuti pertengahan penggal semester kedua. Tanggal 25 Ogos 2008 sekolah kembali dibuka semula setelah bercuti selama seminggu. Tanpa disedari saya telah melalui lapan minggu praktikum. Semakin hari perasaan cinta terhadap profession perguruan semakin mendalam. Saya berjanji pada diri saya akan memanfaatkan setiap saat dalam tempoh praktikum ini untuk mendapat seberapa banyak pengalaman dan pengetahuan dalam menyiapkan diri saya menjadi guru yang serba boleh kelak. Itulah menjadi impian saya sejak melangkahkan kaki ke Institut Perguruan ini. Semoga impian saya ini menjadi kenyataan.

Bersempena dengan sambutan kemerdekaan yang ke-51, sekolah Kebangsaaan Jelutong juga tidak ketinggalan untuk turut merayakan sambutan kemerdekaan pada kali ini. Pelbagai acara telah disusun antaranya ialah dengan aktiviti menghias bangunan sekolah dan kelas-kelas dengan memasang bendera negeri-negeri dan Jalur Gemilang, nyanyian lagu Jalur Gemilang dan lagu-lagu patriotik, Larian Merdeka, Pertandingan Mencipta Logo Kemerdekaan ke-51, Pertandingan Mencipta dan Membaca Puisi sempena Kemeredekaan dan Pertandingan Nyanyian Lagu Patriotik. Acara kemuncak sambutan kali ini ialah majlis pelancaran Bulan Kemerdekaan Kibar Jalur Gemilang telah diadakan pada perhimpunan mingguan dengan meriah dan penuh simbolik. Selepas ucapan alu-aluan Guru Penolong Kanan Ko-kurikulum dan ucapan perasmian oleh Guru Penolong Kanan Kurikulum, upacara bacaan sajak dengan penuh semangat telah disampaikan oleh adik Nurul dari tahun 6. Di akhir majlis pelancaran, murid-murid telah menyanyikan lagu Jalur Gemilang dengan mmengibarkan bendera jalur gemilang dengan penuh semangat.

Pada minggu ini saya telah diselia oleh pensyarah pembimbing untuk kali yag kedua. Saya telah berusaha sedaya upaya untuk membuat yang terbaik dengan harapan penyeliaan kali ini lebih baik daripada penyeliaan sebelumnya. Namun, kita hanya mampu merancang dan Allah yang menentukan. Semasa pengajaran dan pembelajaran berlangsung, power point yang saya sediakan tidak dapat ditayangkan kerana masalah teknikal. Saya cuba untuk tidak panik, sebaliknya mengawal keadaan dengan meneruskan P&P dengan penuh bersemangat. Akhirnya saya berjaya menyelesaikan P&P seperti yang dirancangkan. Cik Norizah selaku pensyarah pembimbing telah memuji cara saya mengendalikan kelas dengan baik. Hasil usaha saya selama ini telah berhasil. Namun saya tidak mudah berputus asa untuk membuat yang terbaik bukan untuk praktikal kali ini saja malah untuk masa depan profession perguruan saya di masa akan datang.

Minggu ini merupakan sesi terakhir asas latihan kawad kaki bagi unit beruniform sekolah untuk muri tahu 4 dan 5. Saya bersama rakan praktikal yang lain telah mengadakan latihan dalam unit beruniform masing-masing. Bagi memudahkan latihan kawad kaki dijalankan supaya lebih seragam dan teratur, teks arahan kawad telah diedarkan kepada komanden setiap unit. Ternyata mereka semua tidak mengecewakan kami guru pelatih, kerana dalam hanya 2 kali latihan mereka telah menunjukkan komitmen tinggi dengan kejayaan mereka membuat kawad kaki dengan kemas dana teratur. Bagi menghargai komitmen mereka dalammenjayakan sesi latihan ini saya bersama rakan pelatih yang lain telah memberi penghargaan kepada mereka. Semoga usaha kami ini sedikit sebanyak dapat membantu sekolah dalam meningkatkan pencapaian pelajar dalam ko-kurikulum di sekolah ini.

Menjelang peperiksaan UPSR yang akan diadakan dalam tempoh dua minggu lagi, pelbagai program telah disusun antaraya dengan program latih tubi dan gerak gempur yang berterusan telah diberikan kepada semua calon UPSR. Program motivasi pagi diteruskan untuk memberi motivasi dan semangat kepada mereka untuk terus bersemangat dan menumpukan sepenuh perhatian terhadap pelajaran. Program solat hajat perdana telah diadakan di Masjid Jelutong. Program ini telah melibatkan murid-murid tahun 6, ibu bapa murid tahun 6, guru-guru dan kakitangan sekolah serta qariah masjid Jelutong. Ini adalah antara usaha pihak sekolah dengan memohon dan munajat kepada Allah SWT supaya semua murid-muid sekolah ini yang bakal menduduki peperiksaan UPSR akan mendapat keputusan yang cemerlang.
Sepanjang menjalani tempoh praktikum di sekolah ini, pelbagai pendedahan demi pendedahan terutamanya dalam mengendalikan sesuatu program telah memberikan input yang amat bermakna buat saya. Sebagai seorang guru kita bukan hanya perlu tahu kaedah mengajar dan mengendalikan P&P dengan baik tetapi kita juga mesti mempunyai kemahiran organisasi yang baik dan kemahiran interpersonal yang baik. Kemahiran ini tidak akan kita dapati dalam kuliah sebaliknya akan kita perolehi melalui penglibatan kita dalam organisasi dan cara kita berdepan dengan masyarakat terutamanya ibu bapa dan masyarakat sekeliling.

Isu fokus: minggu keTUJUH

Pengalaman akan mendewasakan seseorang. Semakin jauh kita berjalan semakin banyak pengalaman yang dapat kita timba. Itulah asam garam kehidupan. Pepatah ada mengatakan semakin banyak yang kita belajar, semakin banyak benda yang kita tidak tahu. Oleh yang demikian tidak adalah istilah jemu dalam kamus hidup saya sepanjang praktikum ini. Melalui praktikum ini, banyak perkara baru yang dapat saya pelajari. Pada minggu ketujuh ini saya telah memilih isu penggunaan masa yang tepat dalam sesi pengajaran dan pembelajaran sebagai isu pilihan saya. :

1. Penggunaan Masa yang Tepat Semasa Pengajaran dan Pembelajaran.

Semasa penyediaan rancangan harian, setipa langkah pengajaran diagihkan mengikut masa yang dicadangkan supaya ia tidak lari daripada objektif yang disasarkan.Walaubagaimanapun ia tidak menjadi seperti yang diharapkan.Wujud situasi di mana terdapat aktiviti yang telah dirancangkan tidak dapat dijalankan kerana tidak mempunyai masa yang cukup. Hal ini telah menimbulkan masalah dalam mencapai objektif, khususnya objektif akhir dalam proses pengajaran dan pembelajaran pada hari-hari tertentu. Masalah ini sering kali timbul terutamanya semasa membuat aktiviti perbincangan dalam kumpulan. Didapati pelajar-pelajar mengambil masa yang agak lama untuk menyiapkan kerja dan laporan hasil perbincangan dan semasa melaporkan hasil perbincangan terdapat beberapa orang pelajar yang tidak dapat menerangkan dengan lancar dan tepat. Masalah ini juga timbul disebabkan masalah teknikal yang berlaku seperti gangguan semasa pemasangan LCD, guru keluar lambat daripada kelas dan gangguan aktiviti sekolah lain seperti perhimpunan yang telah mengambil masa yang lama sehingga telah mengurangkan masa yang telah dirancangkan.



Refleksi

Bagi mengatasi masalah ini terdapat beberapa pendekatan yang patut saya ambil antaranya melalui pembacaan buku-buku yang berkaitan dengan perancangan masa dalam sesuatu proses pengajaran agar dapat menguruskan masa dengan lebih sempurna. Sementara itu, semasa mengendalikan aktiviti perbincangan dalam kumpulan, saya mestilah sentiasa membuat pemantauan dan mengingatkan pelajar mengenai peruntukan masa yang diberikan supaya tidak mengambil masa yang terlalu lama. Saya juga akan memandu pelajar membuat laporan perbincangan dibuat pada masa yang ditetapkan. Sekiranya perbincangan melibatkan tajuk yang sama, saya akan memilih beberapa hasil perbincangan yang terbaik sahaja untuk dibentangkan. Sealain daripada itu, saya juga akan menyediakan dua plan iaitu plan A dan plan B pada waktu-waktu tertentu terutamanya pada hari-hari yang terlibat dengan perhimpunan sekolah supaya proses pengajaran dan pembelajaran berjalan lancar dengan masa yang dirancangkan. Perbincangan dalam bentuk bimbingan dan nasihat bersama guru pembimbing dan pensyarah pembimbing serta rakan-rakan juga akan diambil kira supaya pengajaran dan pembelajaran menjadi lebih bermakna dan bersistematik.
Masalah ini tidak boleh dibiarkan dan dianggap remeh kerana ia mungkin akan menjejaskan kelancaran pengajaran dan pembelajaran. Sekiranya ia tidak diatasi dengan baik ia mungkin akan menjejaskan pencapaian objektif yang dirancang sepenuhnya. Oleh yang demikia, saya perlu memberi penekanan yang lebih terutamanya dalam menyusun peruntukan masa semasa memyediakan rancangan mengajar harian supaya ia seiring dengan objektif yang hendak dicapai

JURNAL CATATAN MINGGU KETUJUH

Minggu ini merupakan minggu ketujuh saya menjalani praktikum. Masa begitu pantas sekali berlalu, tanpa saya sedari saya telah mellaui sebahagian daripada tempoh praktikum. Kedatangan hari Jumaat menyedarkan saya bahawa saya telah melalui seminggu praktikum dan akan menempuh minggu baru pada minggu berikutnya. Minggu ini juga merupakan minggu terakhir sebelum semua murid dan guru akan bercuti sempena cuti pertengahan semester kedua sesi persekolahan 2008. Sekolah akan mula bercuti selama seminggu, bermula 16 Ogos hingga 24 Ogos iaitu selama 9 hari. Ini bermakna saya mempunyai masa untuk menilai semula pencapaian saya sepanjang menjalani sesi praktikum dalam usaha menimba seberapa banyak pengalaman dan pengetahuan sebelum penempatan nanti.

Seperti biasa perhimpunan mingguan membuka tirai minggu ini dengan melakukan sedikit perubahan terhadap susunan atucara perhimpunan selepas mendapat teguran oleh Guru besar, Tuan Haji Lokman bin Yunos . Perubahan ini diharap dapat melancarkan lagi perjalanan perhimpunan mingguan pada mmasa akan datang. Ini merupakan perubahan pertama oleh beliau sejak dilantik menjadi guru besar di sekolah ini. Cikgu Mansor selaku guru bertugas pada minggu ini telah menegur sikap murid Sekolah Kebangsaaan Jelutong yang kurang menghormati guru-guru. Murid-murid diminta agar menghormati semua guru, kakitangan dan sesiapa sahaja yang lebih tua daripada mereka. Amalan hormat menghormati ini amat penting dalam pembentukan sahsiah peribadi yang positif. Tanpa amalan hormat menghormati sesama manusia, manusia akan hidup berpecah belah dan sentiasa bergaduh sesama sendiri. Tingkah laku pelajar tahun enam yang juga calon-calon Ujian Pernilaian Sekolah Rendah(UPSR) juga disentuh supaya mereka lebih serius dalam memberikan tumpuan dan mengulangkaji pelajaran menjelang peperiksaan yang bakal menjelang dua minggu dari sekarang. Ini adalah antara intipati teguran dan nasihat cikgu pada perhimpunan pagi Isnin itu.
Sesi latihan asas kawad kaki siri kedua unit beruniform telah diadakan semasa perhimpunan ko-kurikulum selama 20 minit pada hari Rabu telah mendapat sambutan yang amat menggalakkan daripada para pelajar terutamanya murid tahun 4 dan 5. Mereka semua amat bersemangat dan memberikan kerjasama yang amat baik sepanjang sesi latihan. Selaku pengendali program, saya merasa amat terharu dengan sambutan yang diberikan. Sementara itu, program rawatan pergigian telah memasuki minggu kedua di mana sebahagian murid telah mendapat rawatan pergigian secara percuma. Sebelum melabuhkan tirai, demontrasi gosok gigi dengan cara yang betul telah diadakan oleh klinik kesihatan Parit Raja. Antara lain program ini adalah satu usaha mendidik murid mengenai kepentingan penjagaan gigi yang betul dan bersistem supaya gigi kekal cantik dan menarik. Murid-murid tahun 1 hingga tahun 5 telah diminta membawa ubat gigi dan berus gigi, dan membuat praktikal dengan memberus gigi masing-masing di bawah tunjuk ajar jururawat yang telah dilantik.

Menjelang peperiksaan Ujian Pencapaian sekolah Rendah (UPSR) yang semakin hampir, program solat hajat, bacaan yassin dan tahlil melibatkan semua guru, kakitangan dan murid tahun 4, 5 dan 6 telah diadakan buat kali yang kedua. Program ini telah diketuai oleh Ustaz A. Ramli. Antara lain program ini diharap dapat membantu calon-calon UPSR Sekolah Kebangsaan Jelutong berjaya mendapat keputusan yang cemerlang dalam UPSR tahun ini. Program ini menutup tirai minggu ini. Semoga usaha dan doa kita ini dimakbulkan Allah SWT.

SEKAPUR SIRIH

Alhamdulillah, syukur ke hadrat Allah S.W.T kerana dengan limpah kurnia-Nya, dapat saya menyempurna dan menyiapkan Folio Praktikum ini dengan jayanya. Segala jerit perit dan penat lelah sepanjang menjalani praktikum dan menyiapkan folio ini akhirnya terbayar dengan terhasilnya folio ini dengan lengkap dan sempurna. Siapalah saya tanpa sokongan dan kerjasama dari pelbagai pihak yang telah banyak menghulurkan idea, bantuan dan pendapat.

Pada kesempatan ini, saya ingin merakamkan penghargaan paling istimewa buat kedua ibu bapa dan suami tercinta serta puteri kesayangan di Terengganu dan Johor. Mereka adalah insan istimewa dalam hidup saya yang telah banyak memberi sokongan, dorongan dan panduan yang tidak ternilai sepanjang pengajian sehinggalah kini.

Sekalung penghargaan dan ucapan terima kasih buat Cik Norizah bt Taib selaku pensyarah pembimbing dan Encik Mohd Nazaruddin bin Sarji selaku guru pembimbing atas tunjuk ajar dan bimbingan yang diberikan dalam menyiapkan folio praktikum ini. Ucapan terima kasih ditujukan kepada semua warga pendidik, staf sokongan dan murid-murid Sekolah Kebangsaan Jelutong yang telah memberi kerjasama, bimbingan dan perhatian yang tidak berbelah bagi dalam menjalani praktikum ini . Tidak lupa juga ucapaan jutaan terima kasih kepada Encik Encik Kamarun Bin Haji Ishak selaku mentor peribadi.

Berbanyak-banyak terima kasih diucapkan kepada rakan-rakan seperjuangan guru pelatih dan pihak yang terlibat secara lansung dan tidak langsung dalam menyiapkan folio ini. Semoga Allah S.W.T membalas jasa baik kalian.Kepada semua yang disebutkan di atas, diharapkan semoga Allah S.W.T membalas jasa baik kalian semua dan dimurahkan rezeki. Insya Allah, bersama kita membentuk sistem pendidikan yang terbaik untuk masa depan generasi kita bersama.

JURNAL CATATAN MINGGU KEENAM

Minggu ini merupakan minggu keenam saya menjalani praktikum. Masa begitu pantas sekali berlalu, tanpa saya sedari saya telah melalui separuh masa perjalanan praktikum saya. Sepanjang enam minggu berada di sekolah, pelbagai peristiwa dan pengalaman telah saya lalui. Semuanya ini memberi pengalaman yang amat bermakna untuk dijadikan panduan setelah penempatan nanti. Tidak sabar rasanya menanti saat itu. Semua jerih perih dan penat lelah akhirnya berakhir , dan saya bakal bergelar guru yang terlatih.

Seperti biasa perhimpunan membuka tirai catatan pada minggu ini. Perhimpunan ini merupakan perjumpaan pertama guru besar baru iaitu Tuan Haji Lokman Yunos dengan semua warga sekolah, setelah dilantik sebagai guru besar baru sekolah ini. Pada kesempatan ini beliau telah memperkenalkan diri beliau kepada semua di samping menyatakan hasrat dan harapan yang tinggi kepada semua warga sekolah terutamanya para pelajar. Beliau sedang mengikuti pprogram pensiswazahan guru besar di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) dan tidak dapat berada di sekolah seperti biasa. Semasa program lima minit bersama guru besar, beliau telah melahirkan hasrat beliau kepada semua guru supaya memberikan kerjasama yang tidak berbelah bagi dalam menjayakan visi dan misi sekolah. Tanpa komitmen daripada semua guru hasrat dan impian ini tidak akan tercapai.

Pada minggu ini, sekolah ini telah didatangi oleh beberapa pegawai pergigian dari Pusat Kesihatan cawangan Batu Pahat untuk membuat pemeriksaan gigi ke atas murid tahun 1, 3 dan 5. Ini merupakan pemeriksaan rutin yang dijalankan ke atas murid-murid sekolah. Murid-murid yang mempunyai gigi bermasalah dan masalah gigi sensitif akan diminta untuk membuat rawatan susulan di pusat kesihatan Parit Raja. Program EW20 berjalan seperti biasa pada hari selasa dan khamis. Program bahasa Inggeris selama 20 minit ini antara lain disusun dalam memperkayakan kosa kata dan perbendaharaan kata bahasa Inggeris di kalangan murid di sekolah ini.

Memandangkan aktiviti ko-kurikulum sekolah pada setiap hari sabtu tidak dapat dijalankan kerana diganti program ganti sekolah dan aktiviti-aktiviti yang melibatkan pelajar-pelajar UPSR. Bagi meneruskan kesinambungan aktiviti ko-kurikulum ini, saya bersama 5 orang guru pelatih yang lain telah mengambil inisiatif untuk menganjurkan proagram asas latihan kawad kaki badan beruniform bagi murid tahun 4 dan 5. Kami telah berbincang dengan guru pembimbing, Guru Penolong Kanan Ko-Kurikulum , Tuan Haji Abas dan guru besar. Pihak sekolah amat berbesar hati di atas komitmen yang kami tunjukkan. Kami telah diberi kenbenaran untuk mengendalikan program latihan ini selama 20 minit, pada setiap hari rabu selama tiga minggu berturut-turut. Program asas latihan kami mendapat kerjasama dan komitmen yang baik daripada semua pelajar. Antara program yang disusun sepanjang program latihan ini ialah sesi latihan dan juga penilaian latihan.

Seperti biasa program membudayakan al-Quran diadakan pada hari jumaat. Pengisian tazkirah pada minggu ini telah disampaikan oleh Ustazah Nur Husna di bawah tajuk ”Mengingati Mati”. Tajuk ini telah dikupas dengan panjang lebar dan antara intipatinya ialah kita perlu sentiasa mengingati mati kerana kematian itu adalah satu kepastian. Kita sentiasa berdoa supaya kematian kita dalam rahmat dan redha Allah. Sentiasa mengingati mati sebagai langkah peringatan kepada kita supaya kita tidak taksub ke atas nikmat dan kemewahan hidup di dunia.

Dalam usaha pihak sekolah menghargai sumbangan dan pencapaian cemerlang dalam ko-kurikulum, unit ko-kurikulum telah mengambil inisiatif menganjurkan satu majlis jamuan ko-Kurikulum. Pada majlis tersebut, seramai 23 0rang pelajar telah diberi penghargaan dalam bentuk wang saguhati dan cenderamata hasil sumbangan pihak sekolah , badan korporat dan orang persendirian. Upacara penuh simbolik ini adalah sebagai satu insentif dan galakan kepada pelajar sekolah ini untuk terlibat dan bergiat aktif dalam aktiviti ko-kurikulum seperti sukan, kelab dan persatuan pada masa akan datang. Dengan adanya program seperti ini, diharap dapat menjadi nilai tambah kepada pencapaian pelajar yang sedia ada baik dari segi kurikulum mahupun ko-kurikulum , seterusnya dapat mengharumkan nama sekolah.

JURNAL CATATAN MINGGU KELIMA

Berita mengenai perpindahan guru besar Tuan Haji Daud bin Sumrah ke Sekolah Kota Dalam membuka tirai catatan jurnal saya pada minggu ini. Ini bermakna sekolah ini akan menerima guru besar baru dalam sekelip mata. Antara percaya dengan tidak ia merupakan kejutan besar semua warga sekolah ini, kerana guru besar sekolah ini seorang yang sangat dedikasi dan amat disayangi oleh warga sekolah Jelutong. Khabar angin yang bertiup ini akhirnya terjawab apabila guru besar baru Tuan Haji Lokman telah datang untuk melapor diri pada hari selasa. Berita tentang perpindahan guru besar ini tidak diumumkan kepada pelajar kerana bimbang ia akan mengganggu tumpuan pelajar menghadapi peperiksaan. Makluman berhubung pertukaran guru besar ini hanya dimaklumkan kepada pelajar-pelajar pada hari rabu melaui surat edaran kepada ibu bapa. Pelbagai reaksi diterima daripada pelajar-pelajar yang rata-ratanya terkejut dan sedih dengan perkhabaran tersebut. Mereka seperti tidak percaya bahawa dalam sekelip mata mereka akan kehilangan guru besar yang mereka sayangi.

Bagi meraikan pemergian guru besar ke sekolah lain, satu majlis perpisahan dengan tema “Selaut budi, segunung ingatan ” telah berlangsung secara sederhana tetapi meriah dengan upacara penuh simbolik dengan ucapan perpisahan daripada guru besar, guru penolong kanan 1 dan Pengerusi PIBG sekolah. Ucapan daripada Guru Penolong kanan 1 amat menyentuh hati dan mewakili betapa sedihnya warga sekolah atas perpindahan beliau. Penyampaian cenderahati daripada pelajar, guru, PIBG dan kakitangan sekolah turut menyerikan majlis.majlis berakhir dengan acara penuh simbolik perarakan guru besar disepanjang jalan oleh pelajar, guru dan kakitangan sekolah sambil bersalam-salaman dengan guru besar diiringi bacaan selawat ke atas junjungan besar nabi Muhammad SAW. Suasana sedih menyelubungi warga sekolah apabila guru besar meninggalkan perkarangan sekolah dengan lambaian terakhir beliau.
Minggu ini merupakan minggu peperiksaan, semua pelajar di sekolah ini terlibat dalam pelaksanaan ujian ini. Ujian formatif tiga melibatkan pelajar tahun 1,2,3,4 dan 5 berlangsung selama 3 hari dan berjalan lancar serentak dengan UPPM 3 bagi pelajar-pelajar UPSR. Sepanjang mengawasi peperiksaaan, terdapat pelajar-pelajar yang mengambil ujian secara sambil lewa dan tidak menjawab dengan baik. Ini boleh dilihat dengan jelas apabila banyak soalan yang ditinggalkan kosong tanpa jawapan, begitu juga dengan soalan aneka pilihan. Terdapat juga pelajar yang tidak memahami kehendak soalan dan tidak membuat persediaan yang sewajarnya untuk menghadapi peperiksaan. Selain daripada itu, wujud pelajar yang tidak memanfaatkan waktu yang diperuntukkan untuk menjawab dengan baik sebaliknya membuat bising dan mengganggu pelajar lain. Memandangkan minggu ini merupakan minggu peperiksaan, maka P&P tidak dapat dijalankan sepenuhnya.

Sepanjang minggu ini, saya dan rakan-rakan telah ditugaskan untuk menyiapkan badrob dan menyediakan jamuan untuk majlis “Selaut budi, segunung Ingatan” untuk meraikan pertukaran guru besar, Tuan Haji Daud ke sekolah lain. Walaupun badrob yang kami sediakan menerima teguran daripada guru-guru kerana tidak menarik, saya menerimanya dengan redha sememangnya kami tidak mempunyai pengalaman dalam menyediakan badrob. Teguran ini tidak sedikit pun mematahkan semangat saya, sebaliknya saya akan memperbaiki kelemahan dan cuba menimba pengalaman daripada guru-guru lain. Saya bersyukur kerana di kelilingi oleh guru-guru yang tidak pernah lokek untuk berkongsi idea dan pengalaman mereka. Banyak yang saya belajar daripada penganjuran dan pengendalian majlis ini.
Peristiwa yang sangat memberi kesan dan menyentuh jiwa saya pada minggu ini ialah sambutan yang diberikan kepada guru besar di atas pertukaran beliau ke sekolah lain. Tangisan guru-guru, pelajar-pelajar dan kakitangan sekolah mengiringi pertukaran beliau benar-benar menyentuh hati saya kerana beliau kehadiran beliau ke sekolah bukan sahaja mencipta kejayaan demi kejayaan baik dari segi kurikulum mahupun ko-kurikulum sebaliknya beliau telah berjaya menyatukan hati semua warga sekolah. Pada saya, Tuan Haji Daud bukan saja seorang guru yang berkaliber tetapi beliau adalah guru yang berjiwa guru dan amat patuh kepada arahan kepimpinan. Ini terserlah pabila beliau akur dengan arahan Pengarah Jabatan Pelajaran Johor, di saat sekolah amat memerlukan suntikan beliau untuk bersama-sama menuju sekolah Cemerlang UPSR, dengan menerima arahan pertukaran dengan hati yang terbuka. Walaupun jauh di sudut hati beliau amat berat meninggalkan sekolah Jelutong ini. Pemergian beliau amat dirasakan oleh semua warga sekolah. Keprihatinan dan kepimpinan beliau sentiasa dirindui oleh semua warga sekolah ini.

Isu fokus: minggu keEMPAT

Jika minggu lepas isu gejala pelajar suka membuat bising menjadi pilihan, pengurusan bilik darjah pula menjadi isu pilihan untuk ruangan fokus isu pada minggu ini. Ini dibuat berdasarkan tinjauan dan pengamatan saya selama 4 minggu berada di sekolah ini. Pemilihan ini dibuat bukan untuk menuding jari kepada sesiapa, tetapi atas kesedaran saya untuk memastikan pengajaran dan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam suasana yang kondusif. Tugas-tugas guru selaku pengurus kelas amat penting dan perlu untuk menjamin segala aktiviti pengajaran dan pembelajaran dapat dijalankan dengan lancar dan berkesan di bawah keadaan yang berdisiplin tanpa membazirkan masa. Oleh yang demikian, isu yang akan dibincangkan pada minggu ini adalah :
:
1. Persekitaran Bilik Darjah Yang Kurang Kondusif

Pengurusan bilik darjah yang kondusif adalah antara elemen penting yang menyumbang kepada keberkesanan pengajaran dan pembelajaran di dalam kelas. Guru merupakan pengurus bilik darjah. Kecekapan guru sebagai pengurus akan mewujudkan suasana sosioemosi yang selesa, disiplin kelas yang baik dan keadaan bilik darjah yang kondusif dan sesuai untuk meningkatkan keberkesanan pengajaran dan pembelajaran. Selain daripada itu, kajian juga membuktikan bahawa, keberkesanan P&P di dalam bilik darjah banyak bergantung kepada corak interaksi guru dengan murid, murid dengan murid dan murid dengan bahan pembelajaran. Kesemua faktor ini saling bergantungan dan memerlukan antara satu sama lain.

Secara keseluruhan, saya mendapati pengurusan bilik darjah di sekolah ni berada pada tahap yang memuaskan. Penilaian ini dibuat berasaskan kepada pengamatan dan pengalaman mengendalikan P&P di dalam kelas. Antaranya, wujudnya keadaan kelas yang kotor dan tidak terurus terutamanya kelas-kelas yang melibatkan pelajar di tahap satu. Situasi ini juga dapat dilihat dengan jelas di dalam bilik-bilik khas seperti bengkel kemahiran hidup, makmal sains, makmal komputer dan juga pusat sumber. Daripada tinjaun yang dibuat, didapati jadual kebersihan yang wujud di dalam kelas tidak berfungsi sepenuhnya. Pemantaun yang kurang oleh guru-guru yang bertanggungjawab juga menyumbang kepada permasalahan ini. Kesedaran di kalangan pelajar tentang kebersihan juga kurang dan sikap acuh tak acuh segelintir pelajar dalam menjaga kebersihan kelas dan bilik darjah amat mengecewakan. Tanpa rasa tanggungjawab, mereka membuang sampah dimerata tempat, mengasah pensel di bawah meja dan membiarkannya bersepah mewujudkan pemandangan yang tidak enak di dalam kelas.

Keadaan bengkel dan makmal yang berhabuk, keadaan buku-buku yang berselerak dan tidak tersusun di pusat sumber adalah pemandangan biasa bagi warga sekolah ini. Teguran demi teguran daripada guru-guru tidak diendahkan oleh segelintir pelajar yang mempunyai kesedaran yang rendah. Walaubagaimanapun, tidak dapat dinafikan terdapat kelas-kelas yang bersih dan tersusun. Namun bilangannya adalah kecil. Situasi ini menuntut kepada perubahan kerana keberkesanan P&P mempunyai perkaitan yang rapat dengan keadaan kelas yang kondusif.oleh itu semua pihak harus memainkan peranan masing-masing dalam membantu pihaksekolah mewujudkan suasana pengajran dan pembelajaran yang kondusif kepada pelajar.


Refleksi

Antara pendekatan yang boleh diambil oleh pihak sekolah ialah memberi kesedaran tentang pentingnya menjaga kebersihan di peringkat akar umbi. Kesedaran boleh diselitkan dalam P&P secara langsung dan tidak langsung. Guru-guru juga mestilah membuat pemantauan dari semasa ke semasa untuk memastikan keadaan kelas yang bersih dan tersusun. Tanggungjawab ini tidak seharusnya diletakkan di bahu guru kelas sahaja, sebaliknya semua guru boleh mengambil inisiatif menasihat dan memantau sikap pelajar yang tidak bertanggunjawab dengan memberi teguran dan nasihat kepada mereka. Keprihatinan yang ditunjukkan oleh guru kadangkala akan memberi impak positif kepada pelajar. Selain daripada itu, memberi penghargaan dengan membuat penambah baikan ke atas penganjuran pertandingan kelas terbersih juga boleh dilaksanakan dalam memupuk kesedaran di kalangan pelajar.

Antara pendekatan yang saya ambil dalam menangani isu ini a ialah dengan memastikan kelas berada dalam keadaan bersih dan tersusun sebelum P&P bermula. Perkara ini saya tegaskan kepada pelajar, ketika pertama kali saya bertemu mereka. Dalam memupuk sifat cintakan kebersihan di kalangan pelajar, saya akan bersama-sama mereka membersihkan kelas dan ketegasan ini sedikit sebanyak mengikis sikap sambil lewa ,mereka terhadap kebersihan kelas. Selain daripada itu, saya telah mengambil inisiatif membersihkan bilik-bilik khas seperti makmal dan bengkel setiap kali sebelum menggunakannya. Kesannya, perjalanan kelas dapat berjalan dalam suasana yang selesa dan harmoni. Pelajar-pelajar juga dilibatkan membuat ketetapan, bengkel dan makmal dibersihkan dan berada dalam keadaan tersusun sebelum mereka meninggalkan tempat-tempat tersebut.
Hasrat murni ini tidak akan berjaya tanpa kerjasama daripada semua pihak. Semua guru, kakitangan sekolah dan pelajar-pelajar memainkan peranan masing-masing, persekitaran sekolah yang kondusif berjaya dicapai. Ringkas kata, iklim bilik darjah yang dikatakan baik adalah sebuah bilik darjah yang dikelolakan dengan baik, elok dipandang dan teratur susunannya. Keadaan ini akan memberi kesan cita rasa, semangat, kesejahteraan dan bahagia kepada murid yang sedang belajar di dalam bilik darjah. Suasana dan iklim bilik darjah yang kondusif seperti ini akan meningkatkan keberkesanan aktiviti pengajaran-pembelajaran dalam bilik darjah.

JURNAL CATATAN MINGGU KEEMPAT

Perjalanan praktikum saya memasuki minggu keempat. Ini bermakna, saya mempunyai 8 minggu untuk melengkapkan tempoh praktikum saya. Masa berlalu dengan begitu pantas. Pelbagai pengalaman yang telah dilalui, mematangkan saya. Pendedahan demi pendedahan yang saya terima dan lalui sendiri di sekolah pada setiap hari semakin menambahkan rasa kecintaan saya dalam bidang keguruan keguruan. Pengalaman berhadapan dengan karenah pelajar yang pelbagai, membuatkan saya rasa terhibur dan bertambah bersemangat untuk menimba seberapa banyak ilmu untuk menjadi guru yang serba boleh dan berwawasan tinggi sesuai dengan hasrat kerajaan untuk menjadikan sistem pendidikan negara bertaraf dunia. Saya tidak ingin ketinggalan untuk bersama guru-guru yang lain untuk merealisasikan hasrat murni kerajaan ini.

Membuka tirai pada minggu ini ialah perhimpunan mingguan yang diadakan pada hari Isnin. Guru bertugas pada minggu ini ialah Cikgu Shahril dan Cikgu Limah. Dalam ucapan guru bertugas, Cikgu Shahril mengingatkan para pelajar supaya membuat persediaan untuk Ujian Formatif 3, yang akan diadakan pada 28 haribulan hingga 29 haribulan, iaitu pada minggu depan. Dalam perhimpunan ini juga dimaklumkan mengenai kehadiran guru bimbingan dan kauseling sekolah yang baru dipindahkan ke sekolah ini iaitu Puan Zaleha. Puan Zaleha akan mula bertugas sebagai guru bimbingan dan kaunseling sekolah yang telah laman tidak diisi. Dalam ucapan aluan beliau, beliau merakamkan penghargaan dan harapan yang tinggi untuk membantu membangunkan pelajar dari sahsiah dan akademik supaya seiring dengan perkembangan arus perdana. Pada minggu ini juga, sekolah ini telah menerima dua orang guru praktikum daripada Institut Perguruan Tun Hussein Onn. Mereka terdiri daripada pelajar Ijazah Pertama yang menuntut di Institut Perguruan tersebut yang akan menjalani praktikum selama 5 minggu.

Pada minggu ini juga, pihak sekolah telah didatangi oleh seorang pegawai Pelajaran daerah (PPD), Batu Pahat untuk membuat pemeriksaan ke atas dakwaan tentang kewujudan bangunan retak di sekolah ini. Beliau telah datang untuk menyiaasat dakwaan pihak ibu bapa tentang kewujudan bangunan retak di sekolah ini yang boleh membahayakan pelajar dan warga sekolah yang lain. Hasil siasatan mendapati bangunan yang sebelum ini pernah dijadikan dewan dan bengkel kemahiran hidup sememangnya retak dan tidak selamat untuk diduduki. Oleh yang demikian guru besar telah diminta untuk mengambil langkah keselamatan dan berjaga-jaga dengan menutup tempat tersebut dan mengisytiharkan kawasan terbabit tidak selamat dan menjadi kawasan larangan kepada pelajar-pelajar. Para pelajar juga telah dimaklumkan mengenai perkara tersebut. Tindakan drastik ini adalah perlu bagi memastikan keselamatan warga sekolah terutamanya pelajar-pelajar yang masih kecil.

Peristiwa aneh iaitu gangguan makhluk misteri mengisi catatan jurnal saya pada minggu ini. Kejadian bermula apabila pengusaha kantin mengadu tentang kehilangan duit hasil kutipan jualan harian yang berlaku hampir setiap hari. Ini telah menjejaskan pendapatan harian beliau. Beliau telah meminta kebenaran daripada pihak sekolah untuk menutup operasi kantin selama dua hari bermula 25 dan 26 haribulan unutuk tujuan pemulihan. Gangguan ini juga telah menyebabkan kejadian hysteria ke atas dua orang pelajar perempuan yang sedang menghadiri kelas tambahan UPSR pada sebelah malam. Ekoran daripada peristiwa ini, pihak sekolah yang diketuai oleh guru besar telah mengadakan bacaan Yassin dan tahlil sebagai satu usaha untuk mendapat petunjuk dan pertolongan Allah SWT supaya terhindar daripada mala petaka dan bencana yang boleh menjejaskan warga sekolah dan menghalang perjalanan P&P di sekolah. Selain daripada itu, guru-guru melalui kedai buku sekolah bertungkus lumus menyediakan makanan kepada murid sepanjang kantin tidak beroperasi.


Keprihatinan dan semangat kerjasama warga sekolah terutamanya guru-guru di sekolah ini menyentuh hati saya. Bagi memastikan kelancaran P&P, guru-guru sanggup menyediakan makanan dan minuman kepada pelajar pada waktu rehat, walaupun dibebani tugas-tugas mengendalikan P&P di dalam kelas. Ini yang dinamakan jiwa dan roh guru yang sepatutnya wujud dalam diri mereka yang bergelar guru. Meneruskan usaha untuk mencapai kecemerlangan UPSR, sekolah ini telah mengadakan Bengkel Teknik Menjawab Matematik . Bengkel ini telah dikendalikan oleh Cikgu Ahmad dari sekolah Sri Perepat dengan kerjasama Panatia Matematik di bawah pimpinan Puan Pabidah. Cikgu Ahmad merupakan guru yang berpengalaman dalam subjek dan antara pemeriksa kertas. Perkongsian pengalaman beliau dalam bengkel diharap dapat dimanfaatkan oleh pelajar untuk dijadikan penduan semasa menjawab kertas peperiksaan seterusnya mencapai keputusan yang cemerlang dalam UPSR.

Pada minggu ini saya telah diselia oleh guru pembimbing sebanyak dua kali, iaitu bagi subjek major dan minor. Pada keseluruhan terdapat beberapa peningkatan dalan mengendalian P&P. Ini adalah hasil daripada bimbingan pensyarah pembimbing dan guru pembimbing yang tidak jemu membimbing saya sepanjang praktikum ini. Walaubagaimanapun, saya tidak mudah berpuas hati dengan pencapaian ini, sebaliknya memperbaiki kelemahan dan kekurangan yang ada. Pada saya peluang ini hanya datang sekali dan mesti dimanfaatkan sepenuhnya. Semoga hari ini lebih baik daripada semalam.

Isu fokus: minggu keTIGA

Pengalaman akan mendewasakan seseorang. Itulah hakikat yang sering berlaku dalam kehidupan kita. Sepanjang tiga minggu mengikuti praktikum perlbagai pengalaman telah saya lalui. Ini membuatkan saya bertambah matang dan mendapat banyak pengetahuan baru baik melalui persekitaran sekolah dan perkembangan pendidikan semasa. Setiap hari berhadapan dengan karenah pelajar membuatkan saya merasa terpanggil untuk menyelami dan menjiwai hati mereka. Seperti minggu sebelumnya, saya telah mengenal pasti dua isu yang perlu diketengahkan untuk menjamin kesinambungan proses pengajaran dan pembelajaran di sekolah . Isu yang akan dibincangkan pada minggu ini adalah :
:
1. Gejala Pelajar Membuat Bising di Sekolah
Mengikut teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget, kanak-kanak pada peringkat usia 7 hingga 12 tahun , mereka mula memproleh konsep tranformasi, menguasai proses kebalikan dan akhirnya mengamati proses sonsangan. Di samping itu, kanak-kanak sudah boleh mempelajari lebih daripada satu perkara dalam satu masa. Pada peringkat ini kanak-kanak akan mengalami pertumbuhan yang cepat dan cenderung untuk mencuba sesuatu yang baru. Walaubagaimanapun keupayaan berfikir mereka terbatas kepada pemikiran yang konkrit sahaja. Ini mempengaruhi tindakan mereka. Mereke lebih cenderung melakukan perkara yang disukai tanpa memikirkan kesannya terhadap orang lain.
Situasi pelajar membuat bising adalah fenomena biasa yang berlaku terutamanya di sekolah rendah, yang membezakan sama ada ianya masih terkawal dan tidak terkawal. Bagi sekolah ini, masalah pelajar membuat bising bukanlah perkara baru malah ia sudah menjadi fenomena biasa. Fenomena ini dapat dilihat semasa pertukaran guru, waktu rehat dan waktu balik. Kekadang ini keadaan menjadi tidak terkawal dan mengganggu P&P yang lain. Teguran dan nasihat daripada guru besar dan guru-guru yang lain tidak dapat mengurangkan tahap kebisingan.
Ini berbeza bagi pelajar di tahap satu, mereka masih boleh dikawal. Keadaan ini dapat diatasi jika semua pihak memainkan peranan masing-masing baik guru mahupun pelajar. Antara peranan yang boleh dimainkan ialah kerjasama daripada semua guru untuk masuk ke kelas mengikut waktu yang tepat. Ini tidak akan memberi ruang kepada mereka untuk membuat bising dan kadar keluar masuk mereka keluar kelas dapat dikawal. Di samping itu, pelaksanaan P&P yang menarik dapat menarik minat untuk memberi tumpuan yang penuh terhadap P&P dan tidak mendorong mereka untuk keluar kelas untuk membuang masa dengan aktiviti yang tidak berfaedah. Guru mestilah lebih kreatif dalam mempelbagaikan bahan bantu mengajar dan wujudkan suasana kondusif di dalam kelas.

Refleksi

Masalah pelajar membuat bising di dalam kelas bukanlah perkara baru dan tidak wajar dipandang enteng oleh kita sebagai guru. Sebaliknya kita perlu memberi perhatian serius kerana ia akan boleh menganggu proses P&P di sekolah. Sesetengah guru masih lagi tidak prihatin dan peka terhadap fenomena ini, Sebaliknya membiarkan ianya berterusan. Kesannya, pelajar kurang motivasi untuk belajar dan mereka lebih cenderung untuk bermain dengan rakan-rakan seterusnya menjadikan suasana kelas menjadi bising. Banyak ruang dan peluang yang diberikan kepada mereka dan ia telah sebati dengan jiwa mereka.
Perkara ini tidak wajar berlaku di sekolah kerana ia boleh mengundang perkara yang tidak diingini berlaku terutamanya masalah disiplin di sekolah. Umum mengetahui, guru dan sekolah merupakan pengaruh yang paling penting dalam perkembangan pelajar dari segi fizikal, intelek, emosi dan sosialnya. Guru yang bersifat penyayang dan cekap menguruskan aktiviti pengajaran-pembelajaran dalam bilik darjah akan melahirkan pelajar yang berilmu, berketrampilan, berakhlak mulia, bertanggungjawab dan berkeupayaan mencapai kesejahteraan diri serta memberi sumbangan terhadap keharmonian dan kemakmuran Negara. Iklim sekolah yang kondusif serta dilengkapi dengan kemudahan-kemudahan pengajaran dan pembelajaran akan membantu perkembangan kognitif, afektif dan psikomotor pelajar. Guru dan sekolah merupakan agen perubahan dan bersama-sama diberi tugas untuk memperkembang potensi individu secara menyeluruh dan bersepadu, demi mewujudkan insane yang harmoni dan seimbang dari segi intelek, rohani,emosi dan jasmani selaras dengan Falsafah Pendidikan Negara. Pendekatan lain yang boleh diambil ialah membuat penambah baikan terhadap penggunaan kad keluar masuk ke luar kelas dari masa ke semasa. Pemantauan yang berterusan oleh guru besar, guru-guru bertugas dan semua guru untuk mengekang masalah ini daripada berterusan. Peranan ketua kelas dan pengawas perlu digiatkan untuk membantu guru-guru memantau perkembangan mereka dari semasa ke semasa. Tindakan peneguhan juga diperlukan untuk memberi pengajaran kepada pelajar supaya lebih bertanggungjawab dan prihatin terhadap suasana pembelajaran di sekolah. Justeru itu, gejala pelajar membuat bising di sekolah dapat diatasi sekiranya semua pihak memainkan peranan dan tanggungjawab masing masing dengan baik.

JURNAL CATATAN MINGGU KETIGA

Kedatangan minggu ketiga ini ditunggu dengan penuh debaran. Saat yang ditunggu-tunggu telah tiba. Pada minggu ini saya akan diselia oleh pensyarah pembimbing saya iaitu Cik Norizah binti Taib. Pelbagai persoalan bermain diminda saya, namun saya tekadkan azam saya untuk buat yang terbaik buat diri saya. Seperti minggu sebelumnya, perhimpunan mingguan dijalankan seperti biasa. Saya menghadiri perhimpunan pada pagi tu dengan tenang dan asyik mendengarkan ucapan guru-guru pada pagi itu. Guru bertugas pada minggu ini ialah cikgu Safiah dan Cikgu Mohd Azahan. Dalam ucapan guru bertugas, Cikgu Safiah telah membuat pengisian dengan mengingatkan pelajar tentang adab-adab pelajar terhadap guru. Antara kandungan ucapan beliau ialah:
1. Menghormati dan memuliakan guru sangat dituntut dalam agama. Tempat guru sangat mulia di sisi Allah SWT, sesuai dengan peranan dan tanggungjawab yang dimainkan oleh guru dalam mendidik dan membimbing umat baik dalam ilmu agama mahupun ilmu duniawi.
2. Menghargai guru bukan hanya semasa hayat mereka, tetapi juga semasa mereka telah tiada dengan mendoakan kesejahteraan mereka di dunia dan akhirat.
3. Peranan guru amat berat dan menuntut pengorbanan yang tinggi dan sebagai seorang pelajar kita hendaklah sentiasa memberi kerjasama yang baik dalam mengurangkan beban dan tekanan semasa mendidik kita .

Semoga segala peringatan yang disampaikan akan diingati dan diamalkan oleh murid-murid. Seperti biasa perhimpunan hari ini ditamatkan dengan bacaan doa penutup, doa penerang hati , surah al-Insyirah dan ikrar pelajar.
Seperti minggu sebelumnya, program EW20 untuk bahasa Inggeris berjalan seperti biasa. Program pada minggu ini dikendalikan oleh Cikgu Shahril dan cikgu Harytah. Minggu ini merupakan minggu ketiga dalam bulan Julai dan minggu ketiga setiap bulan merupakan minggu Ko-kurikulum. Unit beruniform yang bertugas pada minggu ini adalah Persatuan Pengakap di bawah bimbingan dan tunjuk ajar Ustaz Muzammil. Pengisian minggu ko-kurikulum ini dimulakan dengan pemakaian lengkap baju seragam unit beruniform di kalangan guru-guru dan pelajar sekolah dalam perhimpunan mingguan hari isnin. Perhimpunan pada minggu ini dikendalikan dengan bahasa kawat asas. Walaubagaimanapun, terdapat segelintir pelajar yang tidak memakai pakaian seragam unit beruniform masing-masing, walaupun telah diarahkan berbuat demikian. Sepanjang pemerhatian saya, saya dapati penguasaan kawat kaki pelajar masih di tahap minima dan perlu dibimbing. Masih ramai pelajar yang masih terkial-kial dan tidak memahami arahan kawat yang diberikan. Ini mungkin berpunca daripada sikap sambil lewa pelajar itu sendiri dan kurang bimbingan daripada guru. Pelaksanaan gerko pada hari sabtu perlu dinilai semula memandangkan pelaksanaan sering tertangguh kerana memberi laluan kepada program-program sekolah yang lain.
Pada hari khamis, saya telah diselia oleh pensyarah pembimbing. Perasaan gementar berjaya saya atasi dan berbekalkan persediaan yang telah saya rancang, akhirnya saya dapat lalui jua penyeliaan tersebut. Komen yang membina dan teguran membuka minda saya untuk terus membuat yang terbaik demi masa depan kerjaya saya sebagai guru. Ini adalah medan untuk saya menimba seberapa banyak ilmu dan pengalaman untuk berdepan dengan situasi sebenar kelak. Peluang ini tidak harus disia-siakan dan hendaklah dimanfaatkan sepenuhnya.

Seperti minggu sebelumnya, program membudayakan Al-Quran pada setiap hari jumaat telah dijalankan secara berasingan antara guru dan murid. Program untuk murid-murid dikendalikan oleh seorang ustaz, pelajar tahun 6 pula mengadakan program solat hajat dan bacaan yassin manakala guru-guru pula mengikuti program tazkirah yang disampaikan oleh ustaz A. Ramli . Beliau telah membuat kupasan tafsiran ayat 52, surah al-Imran. Antara intipati kupasan ialah mengenai pergantungan kita terhadap Allah SWT. Saya bersama rakan praktikum yang lain telah dilantik untuk menjadi fasilitator program Kem Bistari Solat siri 3, bagi pelajar tahun 1. Kami telah diminta membimbing amali dan praktikal serta merekodkan perkembangan pelajar untuk diambil tindakan susulan. Pada keseluruhannya, pencapaian dan penguasaan pelajar dalam fardhu ain khususnya amali solat masih di tahap memuaskan dan perlu dibimbing dari masa ke semasa. Keprihatinan unit Unit Pendidikan Islam dan Jacof di ketuai ole Ustazah Nur Husna dan Ustaz Muzammil, dalam mengendalikan program seperti ini harus dipuji dan dijadikan contoh oleh unit-unit lain.

Semoga semangat saya tidak pernah luntur untuk mendidik anak bangsa tercinta.

Isu fokus: minggu kedua

Sepanjang mengikuti praktikum pada minggu pertama ini, saya telah mengenalpasti beberapa masalah yang perlu saya berikan tumpuan untuk memastikan kelancaran perjalanan praktikum saya seterusnya menjamin kesinambungan proses pengajaran dan pembelajaran di sekolah. Antaranya ialah:

1. Kaedah atau pendekatan yang sesuai untuk berhadapan dengan pelajar semasa sesi P&P.
Bagi mengelakkan kecelaruan dalam mengendalikan sesi pengajaran dan pembelajaran saya perlu memahami pelajar yang bakal diajar. Kesukaran ini timbul apabila saya ditugaskan untuk mengajar murid di dua tahap yang berbeza iaitu tahap 1 dan tahap 2. Umum mengetahui pendekatan yang berbeza diperlukan untuk menjalankan P&P. tidak semua orang boleh melaksanakannya. Namun begitu saya tidak boleh menyerah kepada situasi yang ada. Sebaliknya saya mesti mencari alternatif yang sesuai. Oleh kerana masa yang diperuntukkan untuk praktikum tidak lama, saya mesti memahami pelajar dalam waktu yang ada dengan sebaiknya supaya ia tidak menjejaskan perjalanan P&P. P&P yang berjaya memerlukan kepada kemahiran dan pengalaman. Oleh kerana sesi P&P tidak bermula sepenuhnya pada minggu pertama, saya telah mengambil kesempatan ini dengan meminta kerjasama guru pembimbing untuk mengendalikan sesi P&P bersama-sama. Kesempatan waktu relief bagi menggantikan guru-guru yang bercuti kecemasan dan berkursus memberi ruang kepada saya untuk mengenal dengan lebih dekat dengan bakal pelajar yang diajar. Selain daripada itu, saya juga membuat rujukan berhubung dengan kaedah memahami psikologi kanak-kanak bagi menambahkan kemahiran saya berhadapan dengan pelajar.
Pada kesempatan menjalankan sesi P&P, saya telah mempraktikkan apa yang saya pelajari daripada guru pembimbing. Walaupun tidak berjaya sepenuhnya sekurang-kurangnya saya dapat melalui pengalaman dan membuat penilaian sendiri. Saya akui pengetahuan pedagogi yang ada belum mencukupi sebaliknya saya harus banyak membuat rujukan dan mendapat bimbingan daripada guru yang telah lama mengajar. Walaubagaimanapun, saya tidak boleh menjadikan perkara faktor ini sebagai penyebab sebaliknya membuat penambahbaikan dari masa ke semasa.

Refleksi
Dalam menangani masalah ini, saya masih gagal mencari formula terbaik untuk mengendalikan kelas P&P dengan baik. Antara pendekatan yang telah saya ambil, saya cuba mendekati pelajar-pelajar dan banyak membuat aktiviti bersama semasa P&P. Penggunaan bahan bantu mengajar yang menarik dan terkini berjaya menarik perhatian mereka untuk mengikuti kelas. Saya juga perlu memberi perhatian dalam pengagihan masa semasa P&P supaya ia tidak terlalu padat. P&P yang terlalu padat danserius akan memboringkan mereka. Kaedah memberi penghargaan juga saya terapkan dalam kelas, kesannya saya dapat merasakan saya semakin hampir dengan mereka. Walaubagaimanapun, saya tidak boleh mudah berpuas hati kerana ini merupakan kelas pertama saya bersama mereka.

Isu fokus: minggu pertama

Sepanjang mengikuti praktikum pada minggu pertama ini, saya telah mengenalpasti beberapa masalah yang perlu saya berikan tumpuan untuk memastikan kelancaran perjalanan praktikum saya seterusnya menjamin kesinambungan proses pengajaran dan pembelajaran di sekolah. Antaranya ialah:

1. Persediaan dan keyakinan diri yang kurang untuk mengikuti praktikum
Pada minggu pertama ini, masalah yang saya hadapi lebih kepada persediaan dan keyakinan diri untuk menjalani praktikum. Kebimbangan tetap timbul walaupun saya pernah menjadi guru sandaran tidak terlatih sebelum ini. Ini ditambah dengan kebimbangan untuk membiasakan diri dengan persekitaran sekolah, guru-guru dan murid-murid. Ini adalah disebabkan oleh kesibukan menyiapkan tugasan dan jadual aktiviti yang padat yang telah dijalani sebelum mengikuti praktikum. Bermula dengan program lawatan ke sekolah, diikuti oleh Perkhemahan dan pentauliahan Unit Beruniform, Kembara Seni Visual dan bermulanya semester baru. Kesibukkan menyiapkan tugasan dan laporan menyebabkan tumpuan untuk persediaan praktikum tidak dapat dibuat sebaik mungkin.
Menyedari masalah ini berlaku, saya sedaya upaya cuba menyiapkan semua tugasan pada masa yang ditetapkan. Keadaan ini tidah sepatutnya wujud kerana ia boleh mengganggu tumpuan guru semasa P&P. Masalah ini boleh diatasi dengan inisiatif guru sendiri untuk menggunakan segala sumber yang ada untuk membuat persediaan. Persediaan yang mantap dan cukup akan menambahkan keyakinan diri seseorang. Alasan tidak mempunyai masa yang cukup tidak seharusnya dijadikan alasan sebaliknya saya mesti lebih proaktif untuk memajukan diri dengan membiasakan diri dengan tekanan dan bebanan kerja.


2. Tidak memahami cara penulisan jurnal,menulis buku persediaan, membuat rancangan semester dan tahunan yang betul
Masalah ini berlaku disebabkan oleh kegagalan saya memahami kehendak dan keperluan praktikum. Saya sepatutnya mendapatkan semua maklumat ini sebelum manjalani praktikum. Masalah ini disedari apabila maklumat yang sepatutnya diperolehi daripada pihak sekolah melalui guru pembimbing tidak lengkap dan tidak terkini menyukarkan keadaan. Bagi mengatasi masalah ini saya telah membuat rujukan dan semakan di buku panduan guru, modul-modul pengajaran dan melayari internet. Selain daripada itu, saya juga berkongsi bahan dan maklumat dengan rakan-rakan dari sekolah yang berbeza untuk mengatasi kekurangan yang ada. Bagi mengataasi masalah penulisan jurnal pula, saya telah berbincang dengan guru pembimbing, pensyarah pembimbing dan pensyarah-pensyarah lain untuk dihadikan panduan.


Refleksi

Pada keseluruhannya, masalah yang dihadapi boleh diatasi dengan komitmen tinggi daripada saya sendiri. Dalam menghadapi masalah persediaan dan keyakinan diri, semuanya bergantung kepada diri saya sendiri. Masalah ini berjaya saya tangani dengan baik kerana saya mengambil tindakan yang rasional dalam mengatasinya. Ini kerana saya yakin dan percaya tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan . Pokok pangkalnya terpulang pada diri sendiri. Kekurangan yang ada dalam bukanIah alasan untuk saya tidak yakin dengan kemampuan diri saya sendiri. Dalam masa dua hari saja, masalah ini dapat saya selesaikan.dengan masalah

Berhubung dengan masalah kedua, ianya bukanlah masalah besar dan biasa dihadapi oleh mereka yang bakal guru. Dari sini saya mula belajar, untuk berjaya kita tidak boleh bergantung sepenuhnya kepada orang lain. Sebaliknya kita mesti berusaha untuk mendapatkan maklumat. Sebagai seorang guru kita mesti agresif dan proaktif sejajar dengan hasrat kerajaan untuk melahirkan guru berminda kelas pertama dan serba dalam kehidupan.bergantung kepada diri kita sendiri. Untuk berjaya kita mesti kikis perasaan malu dan ego untuk berhadapan dengan pelbagai kerenah dan ragam manusia. Inilah namanya asam garam dalam kehidupan.

JURNAL CATATAN MINGGU KEDUA

Minggu kedua ini saya mulakan dengan semangat dan azam baru dengan melangkahkan kaki ke sekolah sekitar jam 6.50 pagi. Saya mengharapkan minggu kedua ini lebih baik dari minggu pertama kerana saya percaya dalam proses pembelajaran ini, pasti ada peningkatan setelah kita belajar dari pengalaman. Saya menghadiri perhimpunan pada pagi tu dengan tenang dan asyik mendengarkan ucapan guru-guru pada pagi itu. Guru bertugas pada minggu ini ialah cikgu Hajah Siti Khotima dan Cikgu Uzair. Dalam ucapan guru bertugas, Cikgu Siti Khotima telah mengingatkan murid-murid lima perkara iaitu:
Larangan makan dan minum di tempat-tempat larangan seperti di kelas, koridor dan lain-lain. Makan hanya di kantin sekolah.
Jangan membazir elektrik terutamanya semasa rehat.
Tabiat tidak bersedia untuk P&P dengan tidak membawa buku,tidak menyiapkan kerja rumah dan membuat kerja rumah pada waktu P&P telah mengganggu kelancaran P&P dan merugikan pelajar-pelajar yang lain.
Keluar masuk ke kelas semasa P&P hendaklah dengan memakai pas kebenaran.

Semoga segala peringatan ini akan diingati dan diamalkan oleh murid-murid. Sementara itu, Guru Besar juga telah memberi ucapan dengan menceritakan kisah pengajaran yang boleh dijadikan teladan oleh para pelajar. Antara lain kisah ini berkisar tentang kesungguhan yang disertai dengan usaha yang berterusan tanpa mengenal penat dan jemu, pastinya akan membuahkan hasil. Seperti biasa perhimpunan hari ini ditamatkan dengan bacaan doa dan ikrar pelajar.
Pada hari jumaat, program membudayakan Al-Quran telah dijalankan secara berasingan antara guru dan murid. Program untuk murid-murid dikendalikan oleh seorang ustaz, pelajar tahun 6 pula mengadakan program solat hajat dan bacaan yassin manakala guru-guru pula mengikuti program tazkirah yang disampaikan oleh ustazah Nur Husna. Antara intipati tazkirah yang disampaikan ialah mengenai kelebihan bulan rejab dan peritiwa penting bagi umat Islam iaitu peritiwa Isra’dan Mikraj. Bulan rejab ialah bulan menabur benih, dimana galakan memperbanyakkan amalan-amalan sunat seperti puasa, sedekah, beristigfar dan amalan lain akan digandakan ganjarannya oleh Allah S.W.T. Program ini disusuli oleh taklimat daripada Guru Penolong Kanan 1, Puan Mahyah mengenai program untuk pelajar UPSR iaitu program kelas Anjal , Ujian Diagnostik untuk mata pelajaran Sains dan Matematik serta Teknik Menjawab Bahasa Inggeris yang akan diadakan pada hari Ahad. Makluman juga disampaikan berhubung Ujian Formatif 3 untuk tahun 1,2,3,4 dan 5 yang akan diadakan pada 28 dan 29 haribulan ini, serta penghantaran buku latihan untuk disemak oleh guru Besar dan Guru-guru penolong kanan dengan kadar yang segera untuk guru-guru yang belum berbuat demikian.
Sepanjang minggu ini, saya akan mengendalikan kelas P&P sepenuhnya . Berbekalkan pengalaman semasa bersama guru pembimbing mengendalikan kelas P&P pada minggu lepas, saya telah membuat persediaan yang secukupnya. Pada hari pertama , percubaan pertama saya berjaya kerana P&P yang dirancang berjaya dikuti oleh pelajar dengan baik. Tetapi pada hari kedua saya agak kecewa kerana tidak dapat menjalankan sesi P&P seperti yang dirancang. Saya telah membuat persiapan yang rapi satu jam lebih awal dengan memasang LCD, bahan BBM yang akan digunakan dalam P&P, kelewatan pelajar-pelajar ke bengkel telah mengganggu P&P yang disusun. Ada segelintir pelajar yang tidak dapat mengikuti arahan dan tidak bersedia untuk belajar menyebabkan sesi P&P lewat dimulakan. Saya berjanji peristiwa seperti ini tidak akan berulang lagi.
Semasa menjalankan P&P pada hari berikutnya, dengan semangat yang tinggi, saya lebih bersedia dan berusaha semaksima mungkin untuk memastikan pelajar-pelajar dapat mengikuti kelas saya dengan baik. Ternyata sangkaan saya tidak meleset, berkat usaha saya P&P pada hari berikutnya berjalan dengan lancar seperti yang diharapkan. Walaubagaimanapun saya tidak mudah berpuas hati, sebaliknya saya perlu meningkatkan usaha untuk menjadi yang lebih baik lagi. Semoga semangat saya tidak pernah luntur untuk mendidik anak bangsa tercinta.

JURNAL CATATAN MINGGU PERTAMA

Pengalaman yang saya lalui sepanjang minggu

Hari pertama melangkah kaki ke Sekolah Kebangsaan Jelutong , Parit Raja dengan penuh debaran dan pelbagai persoalan bermain diminda. Inilah pengalaman kali pertama menjejak kaki ke sekolah dan bergelar seorang guru secara formal. Pelbagai persoalan menggangu minda, mampukah saya mengendalikan kelas dan sesi pengajaran dan pembelajaran, bagaimana penerimaan guru-guru dan murid-murid di sekolah dan bermacam lagi. Namun, saya terus kuatkan tekad dan azam inilah kerjaya pilihan saya dan tidak akan berpaling lagi.

Setibanya di sekolah pada jam 6.45 pagi telah memberi gambaran sebenar suasana Sekolah Kebangsaan Jelutong pada awal pagi. Pada pagi itu, saya telah melaporkan diri kepada Guru Besar Tuan Haji Daud bin Sumrah dan Guru Penolong Kanan 1, Puan Mahyah binti Ibrahim . Kedatangan saya disambut dengan baik oleh seluruh warga sekolah samada di kalangan guru mahupun murid-murid. Bertemankan rakan seperjuangan Rozilawati Muda, Maizatul dan Mazira kami melangkah ke tapak perhimpunan untuk menyertai perhimpunan rasmi pada pagi itu. Semasa perhimpunan, pelbagai info disampaikan oleh guru bertugas, guru Bahasa Inggeris dan juga Guru Besar. Pada pagi itu, kami guru-guru praktikum diperkenalkan kepada semua guru dan pelajar dalam satu slot di dalam perhimpunan. Apa yang mengharukan kami, apabila guru besar telah mengalu-alukan kehadiran kami dan amat berbesar hati kerana telah memilih sekolah ini untuk dijadikan tempat praktikum.

Selepas sesi perhimpunan pada pagi itu, dalam program lima ,minit bersama guru besar, guru besar telah memperkenalkan kami kepada barisan guru-guru dan beliau telah meminta kerjasama semua guru untuk memberi kerjasama dan bimbingan sepanjang tempoh kami berada di sekolah ini. Sebaik sahaja program tersebut, saya telah diberi taklimat berhubung pelaksanaan kurikulum di sekolah oleh Puan Mahyah binti Ibrahim. Perbincangan dan penyerahan jadual juga telah diberikan kepada saya. Sepanjang sesi praktikum ini saya telah diamanahkan untuk mengajar dalam mata pelajaran kemahiran hidup, Tahun 4 sebagai subjek major manakala subjek Sains tahun 2 dan Pendidikan Seni Visual tahun 5 Cemerlang sebagai subjek minor saya.

Sepanjang minggu pertama ini, lebih menjurus kepada sesi suai kenal di sekolah dan bukan kepada pengajaran dan pembelajaran,. Pada sesi pertemuan dengan guru pembimbing, saya telah mencadangkan untuk berada dalam kelas bersama guru pembimbing bagi menyesuaikan diri dengan kelas yang diajar. Saya berasa amat bertuah kerana mendapat guru pembimbing yang amat prihatin dan tidak lokek dalam berkongsi pengalaman dan ilmu. Pelbagai tips dan panduan diberi kepada saya supaya perjalanan praktikum saya akan lancar dan tidak menghadapi masalah. Sesi P&P dengan guru pembimbing dimanfaatkan sepenuhnya oleh saya untuk melihat bagaimana pendekatan, kaedah dan strategi pengajaran yang sesuai kepada murid-murid dalam kelas yang bakal saya kendalikan. Daripada pengalaman itu, saya telah membuat analisis dan homework supaya sesi p&p yang akan dikendalikan kelak berjaya mencapai objektif pembelajaran yang diharapkan.

Pada minggu pertama ini, saya telah berkesempatan mengendalikan P&P sepenuhnya iaitu mengajar mata pelajaran Sains, tahun 2 Gemilang. Alhamdulillah, segalanya berjalan lancar seperti yang diharapkan. Walaupun begitu, saya tidak mudah berpuas hati, sebaliknya perlu banyak membuat homework untuk P&P seterusnya. Pada minggu ini, saya dan rakan-rakan diberikan waktu relief kelas untuk menampung guru-guru yang tidak hadir kerana menghadiri kursus dan bercuti kecemasan. Peluang ini akan saya manfaatkan dengan mendekatkan diri dengan murid-murid yang bakal diajar, sekurang-kurangnya saya telah bertemu mereka sebelum P&P sebenar. Ini akan memudahkan saya untuk mengendalikan kelas kelak.

Sepanjang minggu ini, pelbagai program telah berlangsung antaranya program latih tubi untuk pelajar UPSR, program bahasa Inggeris EW20 dan Program Solat Hajat UPSR antara guru-guru, kakitangan dan pelajar tahap 2 di sekolah. Program EW20 merupakan program Bahasa Inggeris yang disusun untuk memantapkan pencapaian bahasa Inggeris pelajar di sekolah. Program ini dilaksanakan bermula jam 7.00 pagi hingga 7.20 pagi setiap hari Selasa, Rabu dan Khamis. Program ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan murid-murid dalam Bahasa Inggeris. Dalam pada itu, program Solat Hajat dan bacaan yassin untuk pelajar UPSR juga telah dijalankan pada hari Jumaat yang lalu.saya telah diberi peluang untuk terlibat dalam persiapan tempat bagi program tersebut. Oleh kerana program ini hanya melibatkan pelajar tahap 2, saya bersama beberapa orang guru telah ditugaskan untuk mengendalikan program untuk pelajar tahap 1. Program itu diisi dengan tayangan Video himpunan doa-doa dan bacaan dalam solat serta himpunan kisah nabi-nabi dan rasul.

Pelaksanaan ko-kurikulum di sekolah ini dijalankan pada setiap hari sabtu minggu kedua dan keempat. Para pelajar dan guru diminta memakai pakaian seragam unit beruniform masing-masing selain setiap hari Rabu setiap minggu. Saya telah diminta untuk membimbing unit Tunas Kadet Remaja Sekolah dalam unit beruniform. Pengalaman seminggu berada di sekolah ini sedikit sebanyak memberi input berguna untuk saya bersedia menghadapi cabaran dalam dunia pendidikan bukan saja untuk praktikum kali ini tetapi juga dalam profession perguruan kelak.bak kata pepatah, “Yang baik dijadikan panduan yang tak elok dijadikan sempadan”. Pengalaman ini amat bermakna pada saya dan akan saya kenang hingga ke akhir akhir hayat.

Harapan Selepas Praktikum

Segala kesyukuran saya panjatkan kepada Allah S.W.T kerana dengan izi-Nya saya telah berjaya menjalani praktikum ini dengan jayanya tanpa sebarang kesulitan. Hakikatnya saya berasa sungguh gembira dengan perjalanan praktikum saya ini. Pada kesempatan praktikum ini saya telah cuba sedaya upaya menimba seberapa banyak pengalaman dan pendedahan yang amat berharga untuk dijadikan bekalan saya kelak sebelum menempuh alam perguruan yang sebenar. Berkat dorongan dan sokongan dari semua pihak terutamanya suami, keluarga, pensyarah pembimbing dan guru pembimbing serta rakan-rakan pelatih, saya mungkin tidak berada di tahap ini. Semoga pengalaman berharga ini dapat saya jadikan panduan untuk menjadi pendidik yang cemerlang dan setia mendidik anak murid tanpa rasa jemu, Insya Allah.

Profession perguruan bukan saja sebagai satu kerjaya biasa tetapi ia menuntut pengorbanan dan keikhlasan kita dalam mendidik anak bangsa. Ini kerana masa depan mereka terletak di bahu kita untuk mencorakkannya. Saya mula menyedari hanya keiklasan dan kejujuran kita semasa berhadapan dengan murid mampu menjadi senjata tajam yang bakal merubah dan mencorakkan jiwa dan hati anak didik kita. Saya juga sedia maklum bahawa cabaran besar sedang menanti saya di hadapan. Dan sebagai seorang guru terlatih, saya seharusnya sudah bersedia dari segi mentaldan fizikal untuk menggalas tugas yang amat berat ini. Walaubagaimanapun, saya akan berusaha sedaya upaya untuk menyahut cabaran ini dengan hati yang terbuka, iklas dan dedikasi terhadap tugas yang diberi demi memartabatkan profession perguruan ini.

Pada kesempatan praktikum ini, saya telah dapat mengenal pasti kekuatan dan kekurangan yang ada pada diri untuk diperbaiki dan dipertingkatkan lagi pada masa akan datang. Perkara pertama yang akan saya lakukan ialah cuba untuk mendalami dan memahami psikolgi kanak-kanak. Saya percaya dengan memahami jiwa dan emosi mereka merupakan formula terbaik untuk mendekati mereka. Berkat kesabaran, keikhlasan dan kasih sayang yang ditunjukkan oleh kita sebgai guru berjaya menyentuh hati mereka untuk mengkuti pengajan dan pembelajaran di dalam bilik darjah dengan baik dan berkesan. Oleh yang demikian, sebagai guru kita tidak harus lokek untuk berkongsi masa, tenaga dan wang ringgit untuk meningkatkan motivasi belajar mereka. Pada peringkat ini, kanak-kanak amat mempercayai golongan dewasa terutamanya guru mereka. Sahutlah tangan mereka menjaaadi pendamping yang dapat menunjukkan arah yang betul untuk di llaui dalam dunia penuh cabaran ini. .

Dalam pada itu, saya juga amat berharap agar ilmu yang saya ajarkan dan curahkan kepada anak didik saya sepanjang praktikum ini dapat mereka ingati dan amalkan dalam kehidupan mereka. Saya amat berharap mereka faham akan pengajaran saya dan dapat mengaplikasikannya selain menyebarkannya kepada ahli keluarga dan sahabat handai agar ilmu yang sedikit akan berkembang dan diketahui ramai. Maka akhirnya akan dapat keberkatan daripada Allah s.w.t dan pahala yang berlipat ganda. Ini adalah antara tujuan mengapa saya memilih bidang peguruan sebagai profesion saya di mana selain duniawi saya juga akan mendapat ukhrawi, insyaAllah